Jumat, 22 Oktober 2010

Semoga Bapakmu Masuk Neraka

Mbah Singodemejo yang merasa ajalnya sudah dekat berwasiat kepada anak bungsunya:

“Dul, akhir-akhir ini saya sering mimpi ketemu dengan emakmu lho….”

“Emak kangen kali pak” jawab Dul Basri sekenanya.

“Iya juga kayaknya dul, kan sudah lama emakmu sendirian di bawah pohon bambu tanpa ada yang mau menemani, jadinya kangen….”

Dul Basri baru nyadar kalau emaknya sudah lama meninggal

“Makanya bapak mau berpesan: “Kalau nanti bapak menyusul emakmu kamu jangan lupa transfer do’a sama bapak ya…dan sesekali mau menengok… bapak kira saku bapak kayaknya belum cukup untuk menempuh perjalanan yang sangat lama dan panjang itu, kawatirnya nanti ditengah-tengah perjalanan bapak kehabisan bekal, kan berabe…

Dul Basri merinding mendengar kata-kata bapaknya. Dia tidak menolak tidak pula mengiyakan. Hanya memandangi tubuh bapaknya yang terkulai lemas diatas dipan kayu yang sudah dimakan usia. Ia melihat kedua mata bapaknya, meneliti apakah memang ajal bapaknya sebentar lagi akan datang.

Memang benar, matanya sudah putih semua. Seakan bola hitam matanya nyungsep kedalam. Ia berinisiatif menghubungi kedua saudaranya yang tinggal lumayan cukup jauh.

Tak lama kemudian pengeras suara mushola berbunyi “Inna lillahi…..

Para pelayat sudah berkumpul dan bersiap-siap mengantarkan jenazah sampai ke pekuburan. Disaat inilah terjadi perang mulut antara Dul basri dan kedua saudaranya.

“Pokoknya tidak ada acara do’a-do’an segala. Baik sebelum pemakaman atau setelahnya. Itu perbuatan Bid’ah. Tidak ada tuntunannya dalam Al Qur’an dan Hadits. Apalagi mau pake kendurenan dan amplop-ampolan segala….. Do’a yang ditujukan kepada orang mati kan tidak bakalan sampai. Jadi kita rugi segala-galanya, sudah perbuatannya bid’ah… plus rugi tenaga, waktu, dan harta lagi…..”

Dul Basri bingung…. Dia tidak punya argument untuk melawan kedua kakaknya.

“Begini kak, bapak kan sudah bilang bahwa perjalanannnya sangat panjang dan lama, dia kawatir kalau-kalau di tengah-tengah perjalanan bekalnya habis, makanya dia meminta kita untuk sedikit membantu, siapa tau nanti akan dapat menolong. Katanya kalau sudah mati kan semua amalnya terputus, kecuali dari tiga hal: shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan Anak sholeh yang mau mendoakan orang tuanya. Bukankah memberikan kenduren dan amplop juga termasuk shodaqoh? Yang penting kita tidak merasa keberatan dan ikhlas….

Apa salahnya meminta do’a dari orang lain? Kan semakin banyak yang mendoakan semakin banyak pula bekal bapak….. . Itu tadi bener hadisnya kan? Terus apa gunanya ada anak kalau tidak mau mendoakan orang tuanya?”

“Emm… nganu… pokoknya tidak ya tidak…. Tidak akan sampai….!!”

Tiba-tiba seorang berpeci putih berdiri dan bersuara dengan lantang: “Mari saudara-saudara sekalian kita doakan semoga pak Singodemejo masuk neraka !!!”

Amm……….. suara pelayat tercekik di tenggorokan.

Nanti dulu, nanti dulu. “Kok bapak tega mendoakan bapak saya masuk neraka?” sergah kedua saudara Dul Basri.

Katanya do’a kepada orang mati tidak akan sampai?????

Sumber: Cerita dari kampung sebelah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar