Jumat, 15 Oktober 2010

4 Tips Agar Selamat dari Penjara

Semua orang pasti pernah melakukan dosa, entah kecil atau besar. Kecuali orang-orang yang memang telah dijaga oleh Alloh darinya (ma’shum), yaitu para nabi menurut seluruh umat islam dan ditambah para Imam menurut sekte Syiah. Enak kali ya, jadi Imam Syiah, dapat tiket gratis.. he..,he…he…

Sekecil apapun dosa manusia pasti besok di hari kiamat akan diperlihatkan kepada pelakunya dan dipersidangkan. Apesnya kita tidak bisa mengelak, karena benda-benda disekitar kita, anggota tubuh kita dan semuanya yang kita anggap tidak akan mampu bersaksi di persidangan akhirat kelak, akan berkoar-berkoar menceritakan semuanya dengan detail. Tidak ada yang luput. Sama sekali.

Lantas, adakah tips agar selamat darinya?Jangan kuatir ada beberapa tips agar kita bisa selamat dari penjara-Nya atau setidak-tidaknya dapat memperingan hukuman, walaupun tidak bisa lolos dari acara persidangan. Begini caranya:

1. Berusaha menutupi aib orang lain. 

Mengapa? Alloh telah berjanji “Barang siapa menutupi aib saudara kamu di dunia, maka Alloh akan menutupi aibmu di akhirat kelak. Jadi, hadiah bagi orang yang mau menutupi aib saudaranya, tidak menceritakan perbuatan jelek orang lain kepada siapapun adalah penutupan berkas-berkas perkaranya di akhirat kelak. Hadiah ini ia peroleh lantaran ia mau menolong saudaranya dengan tidak mau menjadi saksi dan tidak memperbanyak saksi atas perbuatan yang telah dilakukan oleh saudaranya. Walhasil, karena ia membebaskan orang lain dari persidangan, ia juga tidak di meja hijaukan. Oh… aku baru tau, inilah dalil bagi para saksi kasus korupsi. Mereka beranggapan kalau kita menurup kasus korupsi orang lain maka kasus kita juga tidak akan disidangkan. Hussss!! Ngawur… liat dong muqtadhol halnya. 

2. Tidak menceritakan perbuatannya kepada orang lain.

Ini juga cara yang jitu agar kita lepas dari tuntutan di akhirat kelak. Karena kita memutus mata rantai saksi. Bukannya Alloh juga punya bukti-bukti yang dapat menjebloskan kita ke neraka? Ya… Pastinya, tapi tanpa saksi Alloh tidak akan menuntut kita, karena sebenarnya Alloh setengah hati dalam menyidang hamba-hambanya. Jika tidak ada saksi, maka bukti-bukti tadi tidak akan dibacakan. Begitu pula dengan saksi-saksi yang berupa benda mati. Ia perintahkan untuk tidak bersaksi. Kasihan katanya.

3. Berusaha untuk menyesali dan berjanji dalam hati untuk tidak mengulanginya lagi setiap kali berbuat dosa. Atau dalam istilah agama sering kali di sebut taubat nasuha. Terus kalau tobat sambel gimana? Apakah masih ada peluang untuk dapat pengampunanan-Nya? Jangan kuatir, kasih sayang Alloh tidak terhingga. Walaupun hambanya berulang kali berbuat dosa akan tetapi pintu ampunan selalu terbuka bagi yang mau bertaubat. Hanya saja jangan keterlalauan, katanya sudah taubat baru beberapa jam melakukannya lagi, ya,,nanti dikawatirkan kita dianggap tidak serius dan Alloh juga tidak serius dengan pengampunannya.

4. Roja

Yaitu selalu mengharapkan akan kemurahan Alloh. Mengapa? Karena pada hakikatnya keputusan Alloh untuk memasukan manusia kedalam surga adalah murni belas kasihan dari-Nya semata. Amal baik dan ibadah yang selama hidup didunia telah dijalankan oleh manusia tidak dapat dijadikan sandaran akan keselamatan dirinya kelak. Akan tetapi, perlu diingat pengamalan roja adalah disaat manusia tidak mampu lagi menjalankan perintah-Nya dengan sempurna, agar tidak menjadikan tasahul (gemampang/menganggap remeh) akan ancaman Alloh dan hanya menyandarkan diri pada kemurahan Alloh saja tanpa berusaha lebih giat dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya.

Tips ini bergaransi lo… dijamin tok cerr… tapi perlu diingat.. pengampunan plus penutupan perkara di persidangan Alloh kelak terbatas pada perbuatan dosa yang bersifat privat, tidak bersinggungan dengan orang lain apalagi sampai menyakiti dan merugikannya. Kalau perbuatan dosa yang dilakukannya bersinggungan dengan orang lain, yaitu menyakiti orang lain atau merugikannya secara materi, maka sarat muthlak bagi pengampunan dosanya adalah dengan meminta maaf terlebih dahulu kepada pihak yang disakiti dan mengembalikan barang-barang yang ia ambil tanpa hak. Baru setelah itu ia dapat bebas dari tuntutan dan ada kemungkinan dapat pengampunan. Itupun kalau pihak yang dirugikan di dunia mau memaafkan. Kalau tidak, bersiap-siaplah mencicipi aroma sate manusia. 

Pokoknya ribet plus njlimet kalau perbuatan dosanya menyangkut orang lain, sangat sulit untuk lepas dari jeratannya. Apalagi bagi yang merampas hak-hak orang lain tanpa mau mengembalikan dan tidak menyesal sama sekali serta tidak ada niatan untuk meminta maaf dan mengembalikannya kepada yang berhak. Sudah, berlipat gandalah tuntutan dan berjibun pula para saksi yang mau memberatkannya kelak. Kalau sudah begitu, keselamatannya seakan sebuah kemustahilan. Na’udzu billah min dzalik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar