Kamis, 27 Oktober 2011

Kisah Andalusia

Bagian II



Manuskrip

“Bagaimana kamu menemukan manuskrip langka ini?”

Prof. Jose Casius memegang manuskrip yang sudah termakan usia itu dengan gembira. ia membolak-balik lembar demi lembar manuskrip yang terletak menumpuk dalam peti kayu itu dengan serius, ia tak pedulikan pemuda yang berdiri di depannya dan tak sedikitpun memperhatikan para peneliti yang sedang menyelidiki dan meneliti  tempat bersejarah -Ruang bawah tanah-  yang terlihat seperti kuburan. Salah satu dinding ruang bawah tanah tersebut terbuka untuk pertama kalinya setelah hampir lima ratus tahun tak pernah ditembus cahaya matahari.

“Mr. Martin merobohkan rumah tua yang dibelinya itu ketika para pekerja menemukan sebuah peti yang menyimpan manuskrip berharga tadi”

“Ini benar-benar harta karun”

“Mungkin saja seluruh area rumah ini menyimpan peninggalan-peninggalan bersejarah. Aku tidak habis pikir,  mengapa mereka memperbolehkan para pekerja itu menghancurkannya”

“Aku masih kecil ketika itu, Carlos… Seingatku rumah itu sudah mengalami beberapa kali renovasi, hal itu nampak jelas dari beberapa bagiannya, dan yang jelas tidak menyimpan peninggaln bersejarah kecuali manuskrip yang terkubur dalam ruang bawah tanahnya”

“Akan tetapi, bagaimana manuskrip ini tidak terjamah tangan kita sampai saat ini”

“Penulisnya sungguh cerdas, ia telah memanfaatkan bukit batu yang berada disamping rumah seakan-akan menjadi sandaran rumah dan menggali tanah itu kemudian menutupnya dengan dinding agar tidak terlihat dan disangka bahwa dibalik dinding itu ada satu ruangan. Aku tidak tahu bagaimana ia keluar dan masuk ruangan itu, akan tetapi yang jelas ruangan itu mempunyai jalan rahasia. Kamu pasti mengetahui situasi dan kondisi pada waktu itu, satu masa yang dipenuhi dengan gelimang darah dan fanatisme keagamaan, dan sang penulis telah berhasil menyembunyikan tulisannya selama ratusan tahun. Orang-orang  menyangka bahwa dinding ini bersandar pada batu besar, tidak terpikir sama sekali bahwa dinding itu sebagai pelindung ruang bawah tanah dengan segala isisnya”.

“Tentu saja pak, mungkin saja kalau mereka menemukan tempat ini pada masa itu, mereka akan menghancurkannya”.

“Shit……  fanatisme menyebabkan  sejarah kita menjadi terabaikan dan tersia-sia”

“Akan tetapi, hal ini akan mengusik ketentraman beragama dan kemurniannya setelah bertahun-tahun tenang dan damai”

“Carlos, apakah kau tahu bahwa walaupun perjalanan kehidupan beragama nampak adem ayem tanpa ada riak selama beberapa tahun ini akan tetapi fanatisme beragama dan rasisme masih mendarah daging pada orang-orang di negri ini. Apa yang kau katakan tadi merupakan tanda yang contoh nyata atasnya”

“Iya pak…”

“Benar, ucapanmu tentang kemurnian agama masih menyimpan fanitisme, bukankah begitu?”

“Apakah kau tahu, orang-orang arab yang dulu mendiami negri ini telah berlapang dada dan menerima dengan baik setiap orang yang berada dalam kekuasaannya?”

Carlos tersenyum kecut dan berkelakar:

“Hmmm… keliatannya anda masih memiliki darah arab…”

Dengan serius Profesor Jose menjawab:

“Tahukah kau… jika aku berhasil meneliti mnuskrip ini, maka aku akan mengumumkan  dengan bangga bahwa aku lahir dan tumbuh di negri yang dulunya punya peradaban besar, walaupun orang-orang tidak mengetahui kebesarannya.”

“Akan tetapi agama anda tidak sama dengan mereka”

“Ya.. tapi aku salut dan membenarkan pada ajaran mereka tentang asas-asas kemanusian, bahkan saya anggap hal itu merupakan bagian penting dalam sejarah Spanyol”

“Bukankan anda bersebrangan dengan mereka dalam berbagai masalah”

“Ya… tetapi saya menghargai metode ilmiahnya”

“Mungkin saya akan belajar banyak dari anda, prof…”

“Terima kasih, aku akan merapikan manuskrip ini terlebih dahulu”
“Ini cerita yang terputus-putus, hal itu nampak jelas dalam pendahuluannya, akan tetapi ada dua hal yang patut diperhatikan”

“Apa itu?”

“Pertama, dalam manuskrip ini tidak terlihat susunan yang tumpang tindih dan tersusupi aksen Kastilia”

“Kedua, Manuskrip ini tidak selalu mengikuti gaya bahasa atau cara-cara yang diketahui bangsa Arab dalam mendokumentasikan sejarah mereka”

“Oh.. tentu saja, kedua hal itu sudah dijelaskan sang penulis dalam pendahuluannya. Ia hanya ingin melestarikan bahasanya dan isinya hanya sebuah cerita, bukan sejarah.”

“Lembaran yang ada di tanganmu apa isinya?

“Jika kita mengamatinya dari awal, kita ketahui bahwa ceritanya adalah tentang seorang raja yang terusir”

“Raja yang terusir!!!”

Professor mengamati lembaran itu dengan seksama

“Benar, ini cerita tentang Alvonso VI, penakluk kota Toledo (Tulaytela:arab, Tulateum:latin). Prof….anda mendengarku?”

Salah satu pekerja menimpali: “Profesor larut dalam bacaannya”

Rabu, 26 Oktober 2011

Kisah Andalusia

Bagian I





Al MALIK AL HARIB
( Sang Raja Yang Terusir)

Prolog

Dia gemetaran di salah satu pojok ruang bawah tanah, telinganya menangkap derap langkah pasukan Kastilia (Castile:latin, Qosytalah:arab) diatasnya, sementara nafasnya memburu, seakan mau menunjukan keberadaannya, tubuhnya semakin bergetar, detak jantungnya tak terkendali, memacu aliran darah sampai ke ubun-ubun dan seketika itu pula serasa waktu terhenti,  tiada yang ia dengar kecuali suara degub jantung yang semakin memburu. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh deritan pintu, ia pejamkan mata, berlindung  dari semburat cahaya yang menerobos masuk.

“Jangan takut! Mereka sudah pergi,”

Ia membuka matanya perlahan. Seorang berwajah teduh berada dihadapannya.

“Pergi…..?”

“Benar, mereka telah pergi, saya telah memastikannya sebelum turun ke sini”

“Saya akan pergi sekarang, sebelum kalian terkena masalah”

“Mereka tersebar diseluruh penjuru kota, jika tuan keluar,  besar kemungkinan tuan akan jatuh ke tangan mereka.”

“Terus…. Sekarang apa yang sebaiknya ku perbuat”

“Sebaiknya tuan berdiam diri dulu disini, sampai keadaan benar-benar aman”

“Mungkin juga mereka akan menemukan tempat persembunyian ini?”

“Jangan kawatir! Ayah saya husus mendesain tempat ini untuk menyembunyikan buku-bukunya agar terlindung dari  tangan-tangan mereka. Pasti tempat ini aman dan tidak dapat diketahui oleh mereka”

“Akan tetapi ini akan merepotkan kalian”

“Sebaliknya, Tuan berhak mendapatkan yang lebih layak dari pada ini semua”

“Saya melihat ada kertas dan tinta”

“Itu punya ayah saya”

“Mungkin saya bisa menggunakannya?”

“Oh, Tentu… Anda suka menulis?”

“Tidak juga, hanya kadang-kadang saja, itupun untuk menjaga bahasa leluhurku agar tidak musnah tergerus bahasa orang-orang Kastilia”

“Apa yang akan tuan tulis?”

“Aku akan menulis beberapa cerita tentang sejarah kita yang ku dengar dari ayahku”

“Tentu saya akan senang membacanya”

“Sungguh ?”

“Saya akan tinggalkan tuan sekarang supaya bisa beristirahat, ini lentera untuk menerangi tuan”

Aku keluar. Sementara itu beliau memulai menuliskan ceritanya.

@@@@@@@

Nasehat Abu Aswad Ad Dualy


Nasehat Abu Aswad

Abu Aswad Ad Dualy berkata pada anaknya:

“Nak, aku telah berusaha berbuat biak pada kalian semenjak kamu lahir hingga dewasa, bahakan sebelum engaku dilahirkan kea lam dunia”

Anak: “Bagaimana bapak berbuat baik baik kepada kami sebelum kami terlahir di dunia?”

Abu: “Bapak telah memilihkan ibu yang baik buat kalian sehingga kalian mendapatkan kasih sayang dan pendidikan, tidak seperti teman-teman kalian. Makanya, kalian juga harus berusaha berbuat baik kepada calon anak-anak kalian".

Senin, 17 Oktober 2011

Gus Emen


Dewasa ini gelar Gus menempati posisi gelar kedua ter-ngetrend dalam ranah publik setelah gelar Kyai Haji. Nama-nama Gus yang berseliweran dalam media diantaranya adalah gus dur, gus mus, gus ipul, gus miek, gus sholah dan gus-gus yang lain. Tidak tau pasti dari mana istilah itu muncul, yang pasti gus adalah sebutan penghormatan kepada putra kyai.

Nama gus mungkin diambil dari bahasa arab yaitu Al Ghauts, nama bagi pemimpin para wali - sebagaimana dipaparkan oleh Ibnu ‘Araby dalam Futuhat al Makkiyah -dan kemudian menjadi istilah tersendiri dalam masyarakat Jawa pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Istilah gus ini pada awalnya diperuntukan bagi putra kyai pemangku pondok pesantren sebagai bentuk penghormatan, akan tetapi dewasa ini istilah itu seakan tereduksi, sampai-sampai ada orang yang hanya punya kemampuan pas-pasan dalam bidang perdukunan atau menyadarkan orang yang pingsan (baca;kesurupan) dipanggil dengan nama gus, anak kyai langgar cilik juga dipanggil dengan Gus Lc, anak guru ngaji alif, ba, ta yang kebetulan lama belajar di pesantren juga dipanggil dengan sebutan gus. Juga pada penamaan-penamaan lain yang menyimpang dari wadh’inya. Wal hasil istilah yang dulunya disematkan untuk penghormatan sekarang telah beralih fungsi menjadi bahan olok-olokan atau sebagai sebutan bagi orang yang berprofesi dalam bidang tertentu.

Gus yang akan kita sebut disini adalah gus asli, bukan gus iringan atau gus-gusan. Dia merupakan putra ragil dari salah satu ulama terkenal Banyumas yang wafat pada tahun 1987. Sebut saja namanya gus Emen (e diucapkan seperti pada kata sendok), panggilan akrab untuk beliau dikalangan kerabat, sahabat dan para santri abahnya.

Abah dari gus Emen yang bernama Kyai Muhammad mempunyai undang-undang tidak tertulis yang bersifat wajib, mengikat dan tidak dapat dilanggar sama sekali, satu peraturan yang pada zamannya secara umum diberlakukan oleh para Kyai kepada setiap putra dan putrinya dengan tujuan agar dapat meneruskan perjuangannya, peraturan tersebut adalah harus mondok*. Dalam tanda petik, untuk dapat dinobatkan sebagai salah seorang gus yang sebenar-benarnya, maka putra kyai harus mondok terlebih dahulu. Dan untuk menggugurkan kewajiban tadi serta mengukuhkan diri sebagai gus sejati maka dirinya berangkat mondok ke salah satu pondok yang masyhur pada waktu itu, yaitu pondok pesantren yang diasuh oleh Kyai Sanusi di daerah Langen, Jawa Barat.

“Namanya juga  mondok  untuk menghilangkan taklif, maka tidak perlu berlama-lama, cukuplah satu dua hari saja”. Kelakar gus Emen kepada saudara-saudaranya. Memang benar, ia hanya menghabiskan tujuh malam di pesantren Langen, hal itu tak lain dan tak bukan hanya  untuk melegalkan gelar gus yang sudah tersemat pada dirinya sejak lahir dan menghilangkan ora ilok sebagai putra kyai. “Bah, saya telah mondok, maka saya telah sah menjadi putra abah” Kyai Muhammad tersenyum simpul, beringsut meninggalkan putra ragilnya sembari berkata “Oalahhh…..”.

Dalam pencarian ilmunya yang hanya seumur mayflies ia telah menghatamkan surat Al Fatihah dan muqodimah Al Barzanji, maka pasti dapat dibayangkan seberapa dalam keilmuan gus Emen.   Akan tetapi dalam komunitas santri abahnya beliau malah dianggap mempunyai kemampuan yang lebih dibanding putra-putra abah Muhammad yang lain dan dicap sebagai putra abah Muhammad yang paling keramat. Anggapan ini berlangsung cukup lama, hingga pada suatu saat ada santri yang ingin mengaji kepadanya. Gus Emen berkata: “Kalau mau ngaji, jangan kepada saya. Sama kang mas saya saja..” . Dalam hati ia berujar:  “ Salah satu alasan mengapa dulu saya tidak mondok lama adalah agar saya tidak memiliki kemampuan setara dengan kang mas kang masku, dari sini saya bisa berkilah tidak mengajar dan santripun tidak bingung-bingung menentukan pilihan dalam mengaji.  Kang mas saya itu banyak, ada 6 orang, itu sudah lebih dari cukup untuk kebutuhan ngaji kalian, makanya saya berinisiatif ambil bagian pada pos yang lain saja”. Naïf memang…

Pos yang  ingin beliau tempati adalah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat. Langkah awal untuk dapat menyatu dengan lingkungan sekitar adalah dengan cara menyunting gadis dari keluarga biasa. Pikirnya, dengan begitu ia akan dapat bergaul luas dengan masyarakat sekitar, tanpa sekat tanpa batas. Salah satu hal yang membuat dirinya tidak dapat bergaul lepas dengan masyarakat adalah karena ia merasa dirinya sebagai gus dan punya derajat sedikit lebih tinggi dari komunitas masyarakat dimana ia tinggal. Wal hasil ia memilih pasangan dari keluarga sederhana agar dapat mengenal seluk beluk masyarakatnya.

Tidak sulit bagi gus Emen untuk meminang gadis manapun di desanya. Dengan modal ke-gus-annya beliau berhasil meminang gadis ayu plus sholihah, santri dari abahnya sendiri. Pernikahanpun digelar dengan meriah. Dan patut dicatat dengan tinta emas bahwa beliau menikah dalam usia belia dan melangkahi 3 kang masnya.

Memang benar adanya, sifat gengsi yang dulu mengekang dirinya sewaktu bujangan kini luntur tak berbekas. Ia kini pandai bergaul dengan semua orang, bahkan Untuk menafkahi istri dan anaknya, beliau memilih bekerja sebagai supir angkutan umum. Sebuah profesi yang sangat biasa bahkan terkesan tidak terhormat dalam masyarakat, dan biasanya kami menyebut angkutan tersebut dengan nama  doyok** .

Sewaktu ditanya mengapa memilih profesi sebagai sopir angkot beliau menjawab: “Dari profesi ini saya selalu ingat pesan abah sewaktu beliau akan meninggal. Abah saya berkata bahwa ia tidak mewariskan banda dunya kepada putra-putranya, beliau hanya meninggalkan sebuah pesantren yang harus dipelihara dan dijaga. Beliau mengibaratkan pesantren dengan falsafah angkot, yaitu ada yang menyetir, ada yang merawat mesin, ada yang menjadi kondektur yang bertugas memasukan penumpang, mendorong jika macet atau menjadi tukang ganjal ban jika macet atau tidak kuat ditanjakan. Disamping itu dengan manjadi sopir angkot kita akan melihat dengan nyata kondisi sosial masayarakat dimana kita tinggal, bergaul dengan orang dari berbagai macam latar belakang dan banyak manfaat lain dari profesi ini. Dan yang paling penting kita telah berusaha menjadi suami yang bertanggung jawab.”

Memang, pilihan menggantungkan hidup sebagai sopir angkot terlihat cukup aneh bagi keluarga dan masyarakat dimana ia tinggal, akan tetapi ia cuek bebek, ia menikmati profesi barunya dan untuk sementara waktu menanggalkan gelar yang selama ini ia sandang. Terus, dibagian mana ia melaksanakan wasiat abahnya?

Sesuai dengan falsafah angkot yang telah disebutkan diatas, ia memilih sebagai kenek yang bertugas memasukan penumpang kedalam angkot. Disela-sela obrolan ngalor-ngidulnya dengan sesama sopir, tukang ojek, kuli pasar dan para pedagang serta masyarakat bawah lainnya ia menyisipkan tentang pentingnya mencapai kebahagiaan setelah kehidupan di dunia ini. Ia selalu memberi iming-iming kehidupan yang lebih baik setelah kehidupan dunia ini. “Bukankah kalian tidak ingin sengsara untuk kedua kali? Sengsara di dunia sebagai orang yang kekurangan secara materi  dan sengsara di akhirat kelak?”  Dan yang patut diacungi jempol adalah cara gus Emen memberikan pencerahan tidak dengan cara berapi-api sperti macan panggung, tidak pula terkesan menggurui, akan tetapi dengan cara humor dan kelihatan tidak serius tapi tetap berbobot.

Beberapa tahun setelah ia menjadi kenek, akhirnya pesantren peninggalan abah Muhammad kembali penuh sesak dengan santri yang kebanyakan berasal dari anak-anak kenalannya. Begitu juga dengan pengajian rutinan bulanan dan mingguan. Ia mencukupkan diri sebagai kenek, sementara untuk bagian sopir ia serahkan kepada kang masnya begitu juga dengan masalah pendanaan, karena salah satu dari kang masnya ada yang menjadi jutawan.



Terinspirasi oleh kisah nyata


@@@@@@


*Mondok adalah kata yang digunakan orang jawa untuk mengistilahkan menuntut ilmu agama, dikatakan mondok karena biasanya si pelajar yang lazim disebut santri bertempat di pondokan.

**Doyok adalah jenis angkutan umum era 80-an dan awal 90-an, kendaraan ini berbahan bakar solar dengan bentuk seperti kendaraan yang sekarang umum digunakan sebagai travel. Angkotan ini punah setelah adanya mikro bus, yaitu sekitar tahun 95-an. Disebut doyok karena tidak dapat lajunya lambat dan sering macet (ringkih seperti badan doyok). Daerah trayeknya adalah lewas2-longok-barang-ayu. Karang Lews, Cilongok, Ajibarang, Bumiayu

*** Emen merupakan nama asli dari salah satu gus di daerah tempat saya tinggal. Diambil dari huruf depan namanya, seperti esbeye (SBY)



Minggu, 07 Agustus 2011

Istihlal

ISTIHLAL
(MENGHALALKAN SESUATU YANG DIHARAMKAN)

Istihlal adalah menjadikan sesuatu hal yang haram menjadi halal, dan meyakini bahwa sesuatu yang haram tadi suatu hal yang halal. Maksudnya, menghalalkan apa yang diharamkan Alloh, atau menghalalkan sesuatu yang  fitrah manusia pada umumnya menyetujui/menyepakati atas keharamannya.
Kadang, istihlal dapat mengantarkan kepada kekafiran, hal itu dapat terjadi jika orang yang menganggap halal (mustahil) mengetahui bahwa aktifitas yang dianggapnya halal adalah perbuatan haram. Dan keharamannya diketahui dari dalil-dallil agama secara pasti (ma’lum min addin bid dhoruruh/aksiomatik dalam ajaran agama), yakni keharamannnya sudah mengakar kuat dan diambil dari dalil-dalil yang kredibel dari  sudut kebenaran sumber (qoth’iyyatu tsubut) dan kandungan makna (dalalah), dan keharamannya sudah tidak dipersengketakan diantara para imam mujtahid dan madzhab-madzhab dalam islam. Hal itu seperti meyakini diperbolehankan- nya menghilangkan nyawa orang yang telah diharamkan Alloh tanpa prosedur yang benar (dengan jalan bathil) atau menganggap zina adalah perbuatan yang diperbolehkan, atau menganggap diperbolehkannya mencuri dari harta yang tidak ada kemungkinan dari harta  itu ada sedikit dari hartanya.
Kafir disini muncul dari keyakinannya akan kebohongan pembuat syariat -(Alloh dan Rosul-Nya)- disaat ia menolak, melanggar  dan mengingkari hukum pengharaman atas sesuatu, dan menghalalkan apa yang telah diharamkan Alloh -dan apa-apa yang telah diketahui keharamannya  dari hukum-hukum syara’.
Adapun jika istihlal terjadi pada harta benda disebabkan karena ada kemungkinan dalam harta tersebut ada hartanya –seperti dana publik dan dana komunal-  yang didalamnya ada hak kepemilikan bagi orang tadi- atau istihlal muncul dari ta’wil –sampai pada ta’wil fasid- maka si mustahil (orang yang menganggap halal) tidak dihukumi kafir lantaran anggapannya, ia hanya  masuk dalam  hitungan orang-orang yang durhaka dan fasik.
Terkadang penggunaan istilah istihlal tidak sesuai dengan makna diatas. Contohnya Seperti seseorang yang meminta kepada partnernya untuk membatalkan perjanjian yang telah disepakati bersama, atau seseorang yang punya hutang meminta kepada si pemberi hutang agar membebaskannya dari membayar hutang atau membebaskan dari membayar hutang pada waktu yang telah disepakati.. istihlal –disini- dapat berjalan dengan baik dengan adanya keridoan dan kesepakatan, tidak dengan pemaksaan dan perampasan
Contoh istihlal banyak, diantaranya ada contoh yang sepele... dan ada contoh yang  memerlukan pemikiran dan perenungan.. diantaranya pula ada yang bersifat sejarah, dan bersifat kontemporer... contoh:
1. Dari sebagian gambaran istihlal yang terkenal dalam sejarah adalah pembolehan (istihlal) pemberontakan dan revolusi terhadap penguasa, berpijak pada keyakinan yang didasarkan pada penafsiran yang mengatakan ketidak adilan para penguasa, dan keluarnya mereka dari manhaj hukum islam yang benar, dan mereka berhak diberhentikan dan diganti.
Dari bentuk istihlal untuk tujuan pemberontakan bersenjata dan kudeta para penguasa ini, timbul aliran darah dan instabilitas sosial, kelompok khawarij merupakan  pelopor utama (gerakan ini) dalam rentang waktu yang cukup lama dalam sejarah islam.
Terkadang, pembolehan (istihlal) memberontak kepada penguasa didasarkan pada penggambaran mendalam dan tematik mengenai kelaliman penguasa, satu hal yang dapat memperbolehkan atau menjadikan keharusan menurunkannya dari kekuasaan dan menggantinya dengan yang lain.. akan tetapi istihlal yang  begini masih tergolong dalam ranah kelaliman, pelanggaran dan pembelotan, jika bagi para pelaku pemberontakan tidak ada dukungan dari rakyat dan tidak adanya persiapan pemberontakan yang dapat menjadikan penggantian penguasa ini dapat berhasil sepenuhnya atau kemungkinan besar sukses; karena pemberontakan tanpa dukungan dari mayoritas rakyat merupakan penyia-nyiaan terhadap kekuasaan/legitimasi rakyat dan keinginannya...sama halnya pemberontakan tanpa adanya persiapan yang dapat menjamin kemungkinan besar terhadap adanya keberhasilan, akan timbul -dari dampak-dampak negatif dan penyia-nyiaan terhadap kepentingan rakyat- hal-hal yang melebihi segi positifnya, oleh karena itu, ada berbagai jalan dalam islam untuk merobah kemunkaran –sesuai dengan kemampuan dan kandungan keberhasilan perubahan- dari melakukan perubahan dengan tangan/kekuatan, kemudian dengan lisan/seruan dan terahir dengan hati/pengingkaran –perubahan yang menyerupai menolak pembelotan penduduk dengan tanpa kekerasan- dalam mendudukan hal itu datanglah hadits Nabi:
من رأى منكم منكرا فليغيره بيده فإن لم يستطع فبلسانه فإن لم يستطع فبقلبه وذلك أضعف الإيمان[1]
Artinya: “Barang siapa diantara kalian melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tangannya, jikalau tidak mampu maka dengan lisannya, dan jika tidak mampu dengan lisan maka dengan mengingkarinya dalam hati, hal itu merupakan tingkatan iman yang paling lemah.”
Walaupun begitu, sesungguhnya memberontak kepada penguasa yang dzolim dalam rangka mengganti mereka, sehingga walau pemberontakan  itu tidak memenuhi syarat-syarat syara’ tidak sampai akan mengeluarkan si pelaku pemberontak dari poros iman dan dari kelompok kaum beriman; karena hal itu merupakan ijtihad yang menghasilkan satu pahala bagi mujtahid walaupun ijtihadnya keliru. 
وإن طائفتين من المؤمنين اقتتلوا فأصلحوا بينهما فإن بغت إحدهما على الأخرى فقتلوا التى تبغى حتى تفىء إلى أمر الله
Artinya: (Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu’min berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang  berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Alloh. Q.S. Alhujurot:9)
2. Diantara contoh-contoh istihlal bersejarah adalah penjajahan dan imperialisme.. ini merupakan contoh terburuk dari contoh-contoh istihlal yang pernah ada, karena penjajahan dan imperialisme menghalalkan terhadap negara-negara penjajah untuk memerangi negara yang dijajah, menyerang batasan-batasannya, melanggar kedaulatan atas bumi mereka, memaksa rakyatnya dalam bidang peradaban, kebudayaan –kadang-kadang pemaksaan keagamaan- merampas kekayaan rakyat, penginvestasian “surplus rampasan kolonialisme” untuk membangun kemegahan negara kolonial dengan lantaran harta haram rampasan dari negara-negara terjajah.
3. Begitu juga apa yang terkenal dalam sejarah kolonialisme dengan nama Kolonisasi, yaitu bentuk penjajahan yang memperbolehkan para negara penjajah untuk memiliki tanah penduduk yang dijajah, lantas mereka mengusir mereka dari tanah-tanah subur pertanian mereka, menempatkan orang-orangnya pada posisi yang seharusnya ditempati penduduk pribumi, dan memasang sekat “unsur rasialisme” diantara ras kulit putih dan ras kulit berwarna sebagai “sekat ideolody” dengan tujuan untuk menghalang-halangi penduduk pribumi dalam mendapatkan tanah-tanah subur mereka, bahkan untuk mengusir mereka dari tempat kelahirannya, seperti yang terjadi dalam perang Salib (690-849H./1096-1291M.) dan dalam perang kulit putih di Amerika selatan dan Amerika latin, Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, Zimbabwe dan Al Jazair, dan seperti apa yang terjadi sekarang di Palestina.
4. Termasuk dalam bagian istihlal kontemporer –dalam perputaran undang-undang internasional- adalah apa yang dinamakan dengan perang istibaqiyah/Proaktif media Yang dilancarkan oleh negara-negara superior terhadap negara-negara lemah;dengan tujuan mengeruk kekayaannya, itu terjadi dibawah satir klaim palsu, didukung dan dipropagandakan oleh media visual yang direkayasa, disiarkan melalui media informatika imperialis, membenarkan atas sebuah perang yang keluar dari (melanggar)  peraturan internasional, menjajah dan merusak kehormatan peraturan internasional, seperti yang sekarang terjadi di Irak dan Afghanistan.
5. Begitu pula tekanan yang dilakukan negara-negara besar kepada pemerintahan yang lemah, yang kehilangan kemampuan untuk menguatkan rakyatnya, untuk mengadakan transaksi senjata yang berharga selangit kepada negara-negara yang tidak memiliki tentara yang mampu menggunakan senjata itu,  dan juga tidak punya minat untuk membelinya! Tujuan dibelakang istihlal ini adalah merampas kekayaan negara-negara itu ditukar dengan senjata –yang kelak akan berubah menjadi makanan karat (karatan) di gurun- dengan tujuan untuk mengoperasikan pabrik-pabrik senjata  di negara-negara besar, dan agar laku dalam perdagangannya, yang akan menjadi komoditi utama dan sangat penting dimasa ini
6. Juga termasuk dalam contoh istihlal kontemporer -dalam roda hubungan antar negara- adalah anggapan lemah dari negara-negara besar (Eropa) -di utara-  terhadap banyak negara lemah (Afrika) -di selatan... lebih-lebih pada dunia islam-  untuk menyebarkan pangkalan-pangkalan militer asing yang puluhan diantaranya menjamur menutupi tanah negara-negara itu, melanggar keamanannya, menyia-nyiakan kedaulatan atas negaranya, membuang elemen kemerdekaannya, kemerdakaan kehendaknya, tanpa terlebih dahulu meminta persetujuan dari rakyat negeri itu dalam mendirikan pangkalan-pangkalaan militer di tanahnya, sesuai dengan demokrasi yang selalu digembor-gemborkan oleh mereka para negara besar.
Majalah News Week  edisi 4 Februari tahun 2003 memberitakan tentang peta pangkalan militer Amerika yang didirikan di negara-negara Arab (timur tengah), ternyata ada 35 pangkalan militer disana, dan 30 diantaranya terdapat di negara-negara Badan Kerjasama Teluk sendiri;... dan pada tahun 2003 Irak menyerang pangkalan-pangkalan militer yang berada di tanah Arab, dalam kejadian yang belum pernah ada sebelumnya.. seperti halnya penyerangan terhadap kapal-kapal perang negara asing yang menduduki laut dan samudera negara-negara Islam.
Benar, istihlal sudah dan akan terus terjadi, disaat dimana negara-negara islam dan negara selatan (Afrika) tidak mendapati polisi lalu lintas dan perahu pemburu atas negara barat dan perairan barat!
7. Jika perjanjian Atlantik telah menelorkan kesepakatan -pada april tahun 1949- untuk “Mempertahankan tanah-tanah negara yang ikut serta dalam perjanjian tersebut”. Maka, siapakah  yang memperbolehkan memerangi tanah Afghanistan? Bukankah ini  contoh jelas dari bentuk istihlal terhadap negara yang tidak ikut didalam perjanjian eropa ini?
8. -Dan jenis lain dari istihlal pada jaman sekarang terwakili dalam penguburan limbah-limbah atom, racun zat adiktif, dan zat yang membahayakan kehidupan dan mahluk hidup di negara-negara selatan (Afrika)- penguburan limbah-limbah itu terkadang dengan cara membohongi  dan tipu daya, kadang dengan tekanan, dan dilain waktu dengan cara menyuap penguasa-penguasa bejad yang diangkat oleh negara kolonial atau dengan penjagaan bayonet (kekerasan), sehingga malapetaka ini menjadi sebagian dari jenis istihlal yang membahayakan.
Dan contoh yang relevan dengannya adalah pengedaran insektisida berbahaya, pupuk tak layak, obat kadaluwarsa, dan makanan tak layak di pasar-pasar negara miskin  di selatan; menghalalkan (istihlal) terhadap harta yang haram dan istihlal terhadap kesehatan rakyat di negara itu dan kehidupan rakyatnya serta lingkungannnya! Dalam contoh tadi, terdapat istihlal untuk membunuh jiwa rakyat yang diharamkan.
9. Jikalau kita mengutuk, mengharamkan, dan menganggap satu kejahatan terhadap jual beli budak, jual beli yang  pelakunya menghalalkan penculikan ribuan budak di Afrika dan Asia, maka wajib bagi kita untuk memberikan keterangan yang tepat atas istihlal ala barat –istihlal yang direstui oleh gereja- istihlal (pembolehan) penculikan dan penawanan terhadap lebih dari empat puluh juta penduduk negro Afrika, mereka dibelenggu dengan rantai-rantai besi, dan dikirim dalam kapal-kapal angkutan hewan, dengan tujuan membangun kemegahan ras kulit putih di Amerika , diatas darah, tulang dan nyawa mereka.
10. Jika kita mengutuk, mengharamkan dan menganggap kejahatan atas penghalalan hal haram yang dilakukan pribadi atau kelompok marginal –dari segi jumlah dan pengaruh- mengancam kios-kios yang dimiiki oleh orang yang tidak sejalan dengan kita dalam agama dan kepercayaan... begitu juga perbuatan menghalalkan yang mengambil bentuk pencurian barang dari tempat jual beli diluar negara islam.
Jika kita mengutuk, mengharamkan, dan menganggap satu kejahatan terhadap jenis-jenis dari istihlal ini, maka wajib bagi kita untuk memberikan keterangan tepat yang dapat membeberkan kejahatan-kejahatan besar yang digambarkan oleh jenis-jenis istihlal imperialis sebagai bentuk ancaman bagi orang-orang lemah dimasa sekarang. Jika tidak, kita seperti orang yang melihat kotoran mata di mata orang yang lemah dan lupa –atau pura-pura lupa- dari kayu yang penuh dengan duri yang memenuhi mata diktator dan para Tiran.
Sesungguhnya halal adalah halal dan haram adalah haram, baik hal itu diukur dengan standar  norma-norma agama  –yang bersepakat didalamnya dan atasnya agama yang berbeda-beda- atau hal itu sesuai dengan rel fitroh yang Alloh berikan pada manusia ... atau hal itu sesuai dengan hukum internasional dan undang-undang  internasional, yang mencurahkan kepada  norma kemanusiaan yang mahal dan berharga untuk membangun sistemnya dan mempelopori ketertiban,,, dan apa yang dihancurkan oleh imperialisme baru dengan berbagai macam istihlal yang membahayakan.     

             
                



  





[1] HR. Muslim, Tirmidzy, Nasa’i Dan Imam Ahmad

TEROR

TEROR

   Memang terasa aneh –bahkan mengherankan- seruan Amerika –semenjak terjadinya pengeboman 11 September 2001- kepada negara-negara di dunia untuk mengobarkan perang dunia terhadap apa yang mereka namakan “TEROR” tanpa terlebih dahulu menyepakati atas makna kata “teror” ini!! Bahkan secara terus menerus menolak diadakannya konferensi internasional untuk membahas dan menyepakati  definisi kata “TEROR” tersebut.
Jika  kita anggap sikap Amerika tadi sebagai suatu sikap yang aneh dan mengherankan  -bahkan menimbulkan keraguan- maka rahasia dibalik sikap yang aneh, mengherankan, dan menimbulkan keraguan tadi adalah bahwa perang dunia baru telah diinginkan sebagian orang sebagai perang terhadap islam dibawah label “Teror”.
Bukti dari kenyataan ini –realitas yang terbilang tidak mungkin untuk disembunyikan- adalah:
1.      Presiden  Amerika George Bush Junior telah menggambarkan peperangan ini pada tanggal 16 September 2001 –yakni sebelum memulai identifikasi dalam kasus pengeboman 11 September- sebagai kampanye perang salib, yaitu perang keagamaan yang suci
2.      Usaha pembelaan diri dari penggambaran itu belum berhasil, dengan menggatakan: “Itu hanya kesalahan lisan”.. sampai-sampai pemimpin publikasi gereja Vatikan Kardinal Pasqualle Bourgomillo menguatkan tentang sensitifnya statemen yang diucapkan oleh Bush Junior itu dan motif mendasar dari perang Amerika. Ia berkata: “Disaat Vatikan mengajak untuk berpikir rasional, menyerukan diplomasi, dan mempertahankan hak internasional -peraturan internasional- disisi lain kita melihat ada kekuatan super –Amerika- yang dipimpin pemerintahan yang menganugerahi dirinya sendiri sebuah misi penyelamatan –suci- dan mengambil aksen serta kondisi perang salib.”[1]
3.      Sebagaimana diungkapakan Paus Vatikan Yohanes paulus II (1922-2005) mengenai: “Kehawatirannya terhadap implikasi agresi Amerika ke Irak menjadikan perang keagamaan.. diantara kaum nasrani dan kaum muslimin...     
4.      Kardinal Piulachi –wakil  Yohannes Paulus II dalam lawatan diplomasi untuk mencegah terjadinya perang Irak- awal tahun 2003 berkata: “Penyerangan terhadap Irak merupakan peperangan yang akan menuntun kita kepada masa depan yang gelap, akan  merobohkan kesempatan dialog diantara kaum Nasrani dan kaum muslim.[2]
5.      St. Yohanes -Wakil betrik katholik di Mesir- berkata: “Sesungguhnya Bush menggunakan nabi Isa sebagai tameng, dan spirit perang salib sebagai baju untuk mempertahankan keuntungan materi yang nanti akan diperoeh (minyak bumi), ia memang benar-benar secara sengaja mengarahkan statemen tadi sebagai kampanye perang salib, bukan sebagai salah ucap.”[3]
6.      Mantan presiden Amerika Jimy Carter melukiskan: “Ideologi pemerintahan Amerika yang menyulut peperangan ini adalah ideologi konvensi  baptis Amerika bagian selatan –South Baptis Convention- yang terkenal dengan pertanggung jawaban terhadap Israel  berlandaskan teologi konserfatif yang bersandar pada pemikiran lain, perjalanan kehidupan sebelum jatuh hari penghitungan atas segala amal di dunia.[4]
7.      Senator Amerika Edward Kenedy dan senator Babrik Lehy mengumumkan: “Pemerintah USA terdorong melakukan perang dengan dalih semangat Al Masih.”[5]
8.      Majalah News Week memberitakan: “Pemimpin perang Irak, presiden Bush Junior membawa ajaran injil yang diyakininya: “Bahwa perang terhadap Irak akan menjadi perang setimpal/penegakan keadilan sesuai dengan pemahaman kaum kristiani, seperti apa yang disampaikan bapa suci Agustin (354-430M.) dan dijabarkan oleh Thomas Akuiwini (1220-1273M.) dan Marthin Luther (1483-1546M.) serta yang lainnya. Sesungggunya -Bush- ketika menggunakan istilah “kejahatan” telah menggalinya secara langsung dari nyanyian puji-pujian....Pemikiran politik luar negrinya  selalu bersandar kepada iman kristiani, dan selalu memikirkan perang dengan nama kebebasan/ kemerdekaan warga sipil –termasuk didalamnya kebebasan/kemerdekaan beragama- didalam jantung pusat islam dan arab lama,  dan ia memperoleh dukungan atas prinsipnya dalam divisi politik pada konvensi baptis Amerika bagian selatan, dari orang-orang militan seperti  Richard land, Franklin Graham -bapak spiritual dari Bush– dialah orang yang mencaci maki rosul islam serta mendiskreditkan islam sebagai sebuah kepercayaan yang kejam dan rusak, tidak dapat dipungkiri –beserta para misionaris kristen- keinginannya merubah kaum muslimin menjadi kristen- apalagi di Baghdad.[6]
Disaat orang-orang menyaksikan –banyak diantaranya penduduk Amerika- motif asli dari perang dunia ini, sebuah peperangan yang ditujukan kepada islam  setelah pengeboman 11 September 2001...  begitu juga kesaksian dari para ahli strategi yang merencanakan pembuatan ketetapan Amerika atas realitas (perang) ini... kenyataannya bahwa perang ini bukan memerangi teror, akan tetapi hanya bertujuan memerangi ajaran-ajaran dalam islam;supaya lepas dari sifat aslinya dan sistem ajarannya yang mencakup agama dan negara, politik dan hukum, norma dan akhlak, dunia dan akhirat, hal itu akan terus berlanjut sampai islam mau menerima –sebagai ganti atas semuanya- nilai-nilai barat, kemoderenan ala barat dan pemisahan negara dari pengaruh agama ala barat (sekulerisme), dan pondasi kristen yang menaruh pemisahan diantara hak kaisar penguasa) dan Tuhan pada tempatnya masing-masing.
Dan diantara puluhan kesaksian warga Amerika dan orang barat atas realitas ini, realitas bahwasanya peperangan ini merupakan perang terhadap islam, dibawah jargon “teror” –satu kata yang mereka  bersikeras tidak mau untuk mendefinisikannya- diantara puluhan kesaksian itu kita memilih –sesuai dengan situasi dan kondisi- kesaksian seorang intelektual strategi Amerika Frans Fukuyama yang dalam kesaksiannya berkata –dengan ibarat yang jelas-: “Penyerangan Amerika tidak sederhana sebagai perlawanan terhadap teror, akan tetapi penyerangan itu sebagai bentuk perlawanan terhadap pokok ajaran islam yang berposisi sebagai oposan dari kemoderenan barat, lawan dari negara sekuler, ideologi fundamental ini secara prinsip menyerupai ancaman yang lebih besar –disebagian sisinya- dari pada ancaman yang dibuat oleh paham komunis... tujuan utamanya adalah menyerang sendi-sendi ajaran islam...sehingga islam mau menerima kemoderenan barat....sekulerisme barat... dan pondasi dasar kristiani: “ Taruhlah (berikanlah) hak Kaisar kepada Kaisar dan hak Tuhan kepada Tuhan”![7]
Untuk kenyataan ini, -kenyataan bahwa perang yang terjadi adalah memerangi islam yang menolak kemoderenan barat, menolak nilai-nilai barat (hal-hal yang bersifat kebarat-baratan), menolak sekulerisme barat... bukan perang terhadap teror yang di jadikan satir untuk menyembunyikan dan mengaburkan motif asli dibalik penyerangan itu- mereka bersikeras sepanjang tahun menolak usulan orang-orang islam dan arab yang mendesak pentinggnya pengadaan konvensi internasional untuk mendevinisikan kata “teror” dan membedakan diantara kata teror dengan “jihad islamy” , membedakan antara teror dan perang yang diperbolehkan untuk memerdekakan sebuah negara dari penjajahan... satu hal yang lebih dari sekedar misi dan hal mendesak akan pendevinisian dan penelitian kembali terhadap makna, isi, dan pemahaman islami terhadap kata teror.
Sesungguhnya pemahaman barat terhadap istilah “teror” dan apa yang mereka pahami dari  penggunaan kekerasan yang tidak sah (ilegal) untuk mengintimidasi warga sipil dan memaksa mereka untuk menerima apa yang diinginkan, terlebih bila teror ini dijalankan oleh kekuasaan yang sedang berkuasa untuk menindas rakyatnya, yaitu: teror internasional, yang menebarkan kecemasan dalam hati penduduk sipil,...[8] sungguh pemahaman barat terhadap teror sangat jauh dari pemahaman istilah teror dalam bahasa arab... Dalam Al Qur’an  -kitab pertama dalam bahasa arab dan kitab syariat islam- bahkan islam membebaskan (dari tuduhan) semua agama samawi dari penggunaan jalan teror, kekerasan, pemaksaan dan intimidasi warga dalam ajakan masuk kepada setiap agama-agama samawi.
Metode dakwah kepada kaum Yahudi dalam syariat nabi Musa adalah perkataann yang lemah lembut, bukan kekerasan dan penyerangan, perang dan teror:
إِذْهب انت واخوك بأيتى ولا تنيا فى ذكرى @ إذهبا الى فرعون إنه طغى @ فقولا له قولا لينا لعله يتذكر او يخشى @ قالا ربنا إننا نخاف أن يفرط علينا او أن يطغى @ قال لاتخافا إننى معكما اسمع وأرى @ فأتياه فقولا إنا رسولا ربك فأرسل معنا بنى إسرائيل  ولا تعذبهم قد جئناك بأية من ربك والسلم على من اتبع الهدى @
Artinya:“Pergilah kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat-Ku:@ Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas;@ Maka  berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.@ Berkatalah mereka berdua: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas”.@ Alloh berfirman: “Janganlah kamu berdua khawatir, sesunggguhnya aku beserta kamu berdua , aku mendengar dan melihat”.@ Maka datanglah kamu berdua kepadanya (Fir’aun) dan katakanlah: “Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan janganlah kamu menyiksa mereka. Sesungguhnya kami telah datang kepadamu dengan membawa bukti (atas kerasulan kami) dari Tuhanmu. Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk.@ (Q.S. Thoha: 42-47).  
Dan oleh karena nabi Musa tidak mendirikan negara, tidak memimpin laskar perang, tidak menceburkan diri dalam peperangan dan penyerbuan.... beliau dilahirkan, tumbuh dewasa, diutus jadi utusan, meninggal, serta dikubur di Mesir, maka jadilah syariatnya bebas dari pemaksaan,, kekerasan dan teror apapun.
Begitu pula halnya dengan agama kristen yang dibawa nabi Isa, agama ini merupakan syariat sufi yang mengajarkan perdamain dan ajaran perdamaian yang bercorak sufi, satu ajaran yang sampai pada devinisi dan contoh didalam perdamaian  dan ketentraman yang terkadang sulit ditemukan atas penerapannya dalam kondisi alam sekarang ini.
Oleh karena itu, Al Masih berkata: “Sesungguhnya kerajaannya tidak terletak dalam alam raya ini!! Pembebasan diri (dari tuduhan) kaum kristiany  -dan metodenya dalam berdakwah- dari kekerasan, pemaksaan, dan teror yang mengintimidasi warga, merupakan sebuah pembebasan diri yang tidak membutuhkan banyak cakap.
Sama halnya dengan metode dakwah islam dalam menyeru kepada Alloh. Metode  hikmah, mau’idzoh hasanah dan metode jadal billati hiya ahsan datang dalam rangka menguatkan manhaj Tuhan dalam mengajak kepada keimanan beragama;karena metode ini merupakan satu-satunya cara yang dapat membuahkan iman dan kepercayaan dalam hati sampai pada tingkatan yakin. Sedang teror – dalam arti intimidasi rakyat sipil dan memaksa sesuai kehendaknya- adalah jalan munafik –jalan yang lebih jelek dibandingkan dengan syirik secara terus terang dan kafir secara terang-terangan juga bukan jalan iman dengan dalih apapun-.
Didepan mereka, orang-orang  yang menyandarkan pemahaman akan adanya isyaroh dalam Al Qur’an –surat  Al Anfal- terhadap teror, sesungguhnya kesalahan yang fatal dari mereka –ini jika tujuannya baik...dan salah dalam memahami- adalah mereka terpancang pada istilah, lupa untuk membedakan pemahaman istilah “teror (irhab)” dalam Al Qur’an dan bahasa Arab dengan kandungan makna ala barat, satu pemahaman yang sekarang menyebar dalam ranah pemikiran, kebudayaan, politik dan media masa. jikalau mereka memang paham hubungan  persesuaian ayat-ayat Al Qur’an yang didalamnya terdapat istilah ini –dalam surat Al Anfal- kemudian mengkompromikan ayat-ayat lain yang menyinggung istilah teror ini –dan lafadz-lafadz yang termusytak darinya- dalam Al Qur’an, setelah itu menafsiri ayat-ayat tadi dan memahami istilah teror sesuai dengan kandungan makna bahasa arab serta hubungan persesuaian ala Qur’an maka tidak terketuk dalam benak seseorang  bahwasanya hanya terdapat hubungan minimal antara islam dengan teror –dalam arti pengintimidasian rakyat sipil dengan kekerasan, permusuhan, dan pemaksaan-.
Sesungguhnya ayat-ayat dalam surat Al Anfal berbicara tentang kaum musyrikin yang memusuhi kaum muslimin  dengan cara meneror dan menganggu   dalam urusan agamanya, dan mengusirnya. Lebih spesifik lagi,  pembahasan ayat-ayat tadi mengenai kaum  musyrikin pengganggu yang melakukan ingkar janji, dan mengintip kelengahan kaum muslimin, walaupun diantara mereka sudah ada perjanjian perdamaian dan keamanan, maka ayat ini memberi perintah kepada kaum muslimin untuk melawan dan menjadikan dari kekuatan mereka sesuatu yang dapat membuat kaum musyrik yang melakukan penghianatan dan merusak janji  takut dan gemetar.
Alloh mengajak berbincang rosul-Nya dalam ayat ini, Ia berfirman:
وإما تخافن من قوم خيانة فانبذ إليهم على سواء, إن الله لا يحب الخائنين @ ولا يحسبن الذين كفروا سبقوا إنهم لا يعجزون @ وأعدوا لهم ما استطعتم من قوة ومن رباط الخيل ترهبون به عدوالله وعدوكم وأخرين من دونهم لا تعلمونهم الله يعلمهم وما تنفقوا من شيئ فى سبيل الله يوف اليكم وانتم لا تظلمون @ وإن جنحوا للسلم فاجنح لها وتوكل على الله إنه هو السميع العليم @ وإن يريدوا أن يخدعوك فإن حسبك الله هو الذى أيدك بنصرة وبالمؤمنين @ وألف بين قلوبهم لو أنفقت ما فى الأرض جميعا ما ألف بين قلوبهم ولكن الله ألف بينهم إنه عزيز حكيم @
Artinya: Dan jika kamu mengetahui penghianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya mereka akan dapat lolos (dari kekuasaan Alloh). Sesungguhnya mereka tidak dapat melemahkan (Alloh).@ Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan  persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Alloh, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahui-nya;sedang Alloh mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Alloh niscaya akan dibalas dengan ganjaran setimpal dan kamu tidak akan dianiaya.@ Dan jika mereka condong pada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertakwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha  Mengetahui.@ Dan jika mereka bermaksud hendak menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Alloh (menjadi pelindungmu). Dialah yang memberi kekuatan kepadamu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mu’min@ dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang ada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana@ (Q.S. Al Anfal:58-63).
Makna kata Al Irhab (teror) disini adalah menakut-nakuti kaum musyrikin agar tidak melakukan  penghianatan dan mencegah para penipu serta para penghianat;supaya tidak berhianat kepada kaum muslimin yang sudah mengadakan perjanjian.. Irhab bermakna kegiatan menakut-nakuti yang  nantinya membuahkan persiapan kekuatan yang dapat mencegah (hal-hal yang tidak diinginkan)... tidak bermakna menakut-nakuti musuh, kekerasan dan pemaksaan. Yakni perbuatan menakut-nakuti yang akan menghilangkan kekerasan, pemaksaan, dan peperangan.. makna teror disini seperti sebuah sangsi yang dapat mencegah akan terjadinya sesuatu, mengumandangkannya berarti mencegah kejahatan dan dari situ akan mencegah implementasinya... tidak ada hubungan antara kata Irhab –dengan makna ini- dengan intimidasi warga, memaksa mereka dengan kekerasan, perang dan pemaksaan –sebagaimana makna istilah teror dalam pemikiran orang barat-.
Sesungguhnya kepemilikan Uni Sovyet –sewaktu perang dingin.. di pertengahan abad 20-  terhadap senjata –yang menakutkan- nuklir dan hidrogen, adalah hal yang membuat kecemasan Amerika dan kehawatiran akan adanya serangan atom Sovyet.. maka terwujud keamanan dan ketentraman dunia dari malapetaka nuklir... begitu pula halnya dengan kepemilikan Pakistan terhadap nuklir yang menakutkan, kepemilikan itu menjadikan penggunaan nuklir India untuk melawan Pakistan sebuah kemustahilan. Malah keseimbangan pencegahan nuklir membuka jendela perdamain diantara dua negara. Andai   Jepang –tahun 1945- memiliki senjata nuklir, maka akan membuat takut Amerika, dan tentunya  Hiroshima dan Nagasaki terselamatkan dari bencana nuklir yang mengepung dan menghancurkan kedua kota di tanggal itu.
Disini, kata “Irhab”(Teror) –Bermakna teror untuk menakut-nakuti musuh- adalah jaminan untuk mewujudkan keamanan dan perdamaian bagi semuanya.
Makna istilah “Irhab” dalam bahasa Arab –bahasa Al Qur’an- menjadi saksi atas realitas pemahaman ini –Beserta penyerasian/runtutan yang terdapat dalam ayat-ayat  surat Al Anfal-
Dan ketika kita merujuk kepada Al Roghib Al Isfahany dalam kitabnya “Almufrodat fi Ghorib Al Qur’an” maka kita akan menemukan bahwasanya makna teror (irhab) –dalam Al Qur’an dan bahasa Arab- berlawanan dengan tindakan kekerasan yang menimbulkan intimidasi terhadap rakyat sipil dan menimbulkan ketakutan.. kata irhab berasal dari kata rohbah, bermakna kehawatiran dengan disertai penjagaan diri dan huru-hara
Tidak mungkin bagi orang yang waras menafsiri kehawatiran, kecemasan, dan ketakutan dengan tindakan kejam yang bersifat mengintimidasi dan menimbulkan ketakutan.. Dan ayat-ayat Al Qur’an yang didalamnya terdapat isyaroh terhadap istilah “irhab” menguatkan argumen tersebut, taklupa pula  perubahan bahasanya dari satu bentuk ke bentuk lain (tasrifah lughowiyah):
ولما سكت عن موسى الغضب أخذ الالواح وفى نسختها هدى ورحمة للذين هم لربهم يرهبون
Artinya: “Sesudah amarah Musa menjadi reda, lalu diambilnya (kembali)luh-luh (Taurot) itu;dan dalam tulisannya terdapat petunjuk dan rahmat untuk orang-orang yang takut kepada Tuhannya.”(Q.S. Al A’rof:154). Maksud dari kata lilladziina hum lirobbihim yarhabun disini adalah orang-orang yang takut kepada Tuhannya
يبنى إسرائيل أذكروا نعمتي التى أنعمت عليكم وأوفوا بعهدى أوف بعهدكم وإيى فارهبون
Artinya: Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya aku penuhi janji-Ku kepadamu;dan hanya kepada-Ku lahkamu harus takut (tunduk). (Q.S. Al Baqoroh:40). Makna kata wa iyyaaya farhabun adalah takutlah kepadaku dan tunduklah, jangan kau takut dan tunduk kepada selain Aku.
وقال الله لا تتخذوا الهين إثنين إنما هو إله واحد فإيى فارهبون
Artinya: Alloh berfirman: “Janganlah kamu menyembah dua Tuhan;sesungguhnya Dialah Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut “ (Q.S. An Nahl:51). Maksudnya adalah dekatkanlah dirimu dan tunduklah hanya kepada Alloh, karena Dialah satu-satunya yang patut disembah, tidak ada yang menyekutukannya.
وجآء السحرة فرعون قالوا إن لنا لأجرا إن كنا نحن الغالبين @ قال نعم وإنكم لمن المقربين @ قالوا يموسى إمآ أن تلقى وإما ان تكون نحن الملقين @ قال القوا فلمآ ألقوا سحروا أعين الناس واسترهبوهم وجآءوا بسحر عظيم @
Artinya: Dan beberapa ahli sihir itu datang kepada Fir’aun mengatakan: “(Apakah) sesungguhnya kami akan mendapat upah, jika kami yang menang?”@ Ahli-ahli sihir itu berkata: “Hai Musa, kamukah yang akan melempar lebih dahulu, ataukah kami yang akan melemparkan?” @ Musa menjawab: “lemparkanlah lebih dahulu)!” maka tatkala mereka melemparkan, mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka mendatangkan sihir yang menakjubkan. (Q.S. Al A’rof: 113-116). Maksudnya, mereka (tukang sihir) memberikan ketakutan yang luar biasa kepada para penonton.
فلما قضى موسى الاجل وستر بأهله أنس من جانب الطور نارا قال لأهله امكثوا إنى أنست نارا لعلى أتيكم منها بخبر أو جذوة من النار لعلكم تصطلون @ فلما أتها نودى من شاطئ الواد الأيمن فى البقعة المباركة من الشجرة أن يموسى إنى انا الله رب العلمين @ وأن ألق عصاك فلما رءاها تهتز كأنهاجآن ولى مدبرا ولم يعقب يموسى أقبل ولا تخف إنك من الأمنين @ أسلك يدك فى جيبك تخرج بيضآء من غير سوء واضمم إليك جناحك من الرهب فذانك برهنان من ربك إلى فرعون وملإه إنهم كانوا قوما فسقين @
Artinya: Maka tatakala Musa telah menyelesaikan waktu yang telah ditentukan dan dia berangkat dengan keluarganya, dia melihat api di lereng gunung, ia berkata kepada keluarganya: “tunggulah (disini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari (tempatt) api itu atau membawa sepercik api, agar kamu dapat menghangatkan badan.”@ Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah dia dari (arah) pinggir lembah sebalah kanan pada tempat yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: “Wahai Musa, sesunggguhnya aku adalah Alloh, Tuhan semesta alam.”@ dan lemparkanlah tongkatmu. Maka tatkala (tongkat itu menjadi ular dan) Musa melihatnya bergerak-gerak seolah-olah dia ular yang gesit, larilah ia berbalik ke belakang tanpa menoleh. (Kemudian Musa diseru): “Hai Musa, datanglah kau kepada-Ku dan janganlah kamu takut. Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang aman.@ Masukanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia akan keluar putih tidak bercacat bukan karena penyakit, dan dekapkanlah kedua tanganmu (ke dada) mu bila ketakutan, maka yang demikian  itu adalah dua mukjizat dari Tuhanmu (yang akan kamu hadapkan kepada Fir’aun dan para pembesar-pembesarnya). Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang fasik.@ (Q.S. Al Qoshosh:29-32). Kata Al Rohb disini sama dengan kata khouf yang artinya takut/cemas.
ألم تر الى الذين نافقوا يقولون لإخوانهم الذين كفروا من أهل الكتب لئن أخرجتم لنخرجن  معكم ولا نطيع فيكم أحدا أبدا وإن قوتلتم لننصرنكم والله يشهد إنهم لكذبون @ لئن أخرجوا لا يخرجون معهم ولئن قوتلوا لا ينصرونهم ولئن نصروهم ليولن الأدبر ثم لا ينصرون @ لأنتم أشد رهبة فى صدورهم من الله  ذالك بأنهم قوم لا يفقهون @ لا يقاتلونكم جميعا الا فى قرى محصنة او من ورآء جدر بأسهم بينهم شديد تحسبهم جميعا وقلوبهم شتى ذالك بأنهم قوم لا يعقلون @
Artinya: Apakah kamu tidak memperhatikan orang-oranng munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir diantara ahli kitab: “Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya kamipun akan keluar bersamamu;dan kami selamanya tidak akan patuh kepada siapapun untuk (menyusahkan)mu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantumu.” Dan Alloh menyaksikan, bahwa mereka benar-benar pendusta.@ Sesungguhnya jika mereka diusir, orang-orang munafik itu tidak akan keluar bersama mereka, dan sesungguhnya jika mereka diperangi, niscaya kaum munafik tidak akan menolongnya; sesungguhnya jika mereka(munafik) menolongnya niscaya mereka akan berpaling kebelakang, kemudian mereka tidak akan mendapat pertolongan.@ Sesungguhnya kamu dalam hati mereka lebih ditakuti daripada alloh. Yang demikian itu karena mereka adalah kaum yang tiada mengerti.@ Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatupadu kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau dibalik tembok. Permushan antar sesama mereka sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti.@ (Q.S. Al Hasyr:11-14)) Asyaddu rohbatan:Asyaddu Takhwiifan(lebih ditakuti).
وزكريآ إذ نادى ربه رب لا تذرنى فردا وأنت خير الوارثين @ فاستجبنا له ووهبنا له يحيى وأصلحنا له زوجه إنهم كانوا يسرعون فى الخيرات ويدعوننا رغبا ورهبا وكانوا لنا خشعينن @
Artinya: Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris yang paling baik.@ Maka kami memperkenan-kan do’anya, dan kami anugrahkan kepadanya Yahya dan kami jadikan isterinya dapat menngandung. Sesungguhnya mereka adalah oranng-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-peerbuatan yang baik dan mereka berdo’a kepada kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada kami.@ (Q.S. Al Anbiya:89-90). Roghoban Wa Rohaba yakni mengharapkan rohmat kami dan takut atas siksa kami  
يأيها الذين أمنوا إن كثيرا من الأحبار والرهبان لياكلون أموال الناس بالبطل ويصدون عن سبيل الله والذين يكنزون الذهب والفضة ولاينفقونها فى سبيل الله فبشرهم بعذاب أليم
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan bathil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Alloh. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Alloh, maka beritahukanlah kepada mereka, (Bahwa mereka akan mendapat) siksa yang  pedih. (Q.S. At Taubah:34).
لتجدن أشد الناس عدوة للذين أمنوا اليهود والذين أشركوا ولتجدن أقربهم مودة للذين أمنوا الذين قالوا إنا نصرى ذالك بأن منهم قسيسين ورهبانا وأنهم لا يستكبرون @ وإذا سمعوا مآ أنزل إلى الرسول ترى أعينهم تفيض من الدمع مما عرفوا من الحق يقولون ربنآ أمنا فاكتبنا مع الشاهدين
Artinya: sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannnya terhadap orang-orangyang beriman ialah orang-orangYahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: “Sessungguhnya kami ini orangNasrani”. Yang demikian itu disebabkan karena diantara mereka itu (Orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena  sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri.@ Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabakan kebenaran Al Qur’an yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri): seraya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Qur’an dan kerasulan Muhammad Saw).      
وقالت اليهود عزير ابن الله وقالت النصرى المسيح ابن الله ذلك قولهم بأفوههم يضهئون قول الذين كفروا من قبل قتلهم الله  أنى يؤفكون @ اتخذوا أحبارهم ورهبانهم أربابا من دون الله والمسيح ابن مريم ومآ أمروا إلا ليعبدوا إلها وحدا لآإله إلا هو سبحنه عما يشركون @ يريدون أن يطفئوا نور الله بأفواههم ويأبى الله إلا إن يتم نوره ولو كره الكفرون @              
Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putera Alloh” dan orang nasrani berkata: “Al Masih itu putera Alloh”. Demikianlah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru ucapan orang-orang kafir terdahulu. Mereka dilakanati Alloh;bagaimana mereka sampai berpaling?@ mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Alloh, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam;padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yanng Maha Esa;tiada Tuhan selain dia. Maha suci Alloh dari apa yang mereka persekutukan.@ Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Alloh dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Alloh tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir tidak menyukai.@ (Q.S. At Taubah:30-32)
ولقد أرسلنا نوحا وإبراهيم وجعلنا فى ذريتهما النبوة والكتب فمنهم مهتد وكثير منهم فسقون @ ثم قفينا على أثرهم برسلنا وقفينا بعيسى ابن مريم وأتينه الإنجيل وجعلنا فى قلوب الذين اتبعوه رأفة ورحمة ورهبانية ابتدعوها ما كتبنها عليهم إلا ابتغاء رضوان الله فما رعوها حق رعايتها فئاتينا الذين أمنوا منهم أجرهم وكثير منهم فسقون @  
Dan sesunggguhnya kami telah mengutus Nuh dan Ibrahim dan kami jadikan kepada keturunann keduanya kenabian dan Al Kitab, maka diantara mereka ada yang menerima petunjuk dan banyak diantara mereka yang fasik.@ Kemudian kami iringi dibelakang mereka dengan rasul-rasul kami dan kami iringi (pula) dengan Isa putera Maryam;dan kami berikan kepadannya Injil dan kami jadikan dalm hati orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. Dan mereka mengada-adakan rohbaniyyah padahal kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi mereka sendirilah yang mengada-adaknnya) untuk mencari keridoan Alloh, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya. Maka kami berikan kepada orang-orang yang beriman diantara mereka pahalanya dan banyak diantara mereka orang-oranng fasik.@ (Q.S. Al Hadiid:26-27)
Ar Ruhban adalah orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam takut kepada Alloh. Dan Rohbaniyah adalah bersungguh-sungguh dalam takut kepada Alloh –tidak terdapat dalam kandungan istilah-istilah Al Qur’an manapun- kata yarhabuun... farhabuun... turhabuun... istarhabuuhum.. arrohbbu.. arrohbah.. arruhbaan.. arrohbaniyah.. sesuatu yang mengindikasikan dari dekat atau jauh terhadap makna teror menurut orang barat... makna: kekerasan yang membuat takut orang-orang yang tak bersalah dan warga sipil.
Memang sebagian penyebar berita ketakutan dan kebohongan, mengarahkan –walaupun bukti-bukti ini telah disodorkan pada mereka- kecurigaan terhadap islam bahwasanya Islam telah meletakan pondamen teror...
Tokoh agama sekailgus politik, pendeta Amerika Butt Robertson –Pendiri kelompok  persekutuan politik kristen- yang memegang kontrol konggres Amerika, partai Republik dan pemerintah Amerika. Dia merupakan  mantan calon presiden Amerika, bapak spiritual dari Presiden Bush junior, yang ditangannya Bush lahir kembali dalam pemahaman baru mengenai kristen. Pendeta itu berkata: “Sesungguhnya agama islam mengajak kepada kekerasan... dengan merenungkan makna hakiki terhadap ayat-ayat  Al Qur’an, sesungguhnya Usamah Bin Laden orang yang paling sempurna dalam menjalankan agamanya dibanding yang lain....![9]
Tokoh orientalis Yahudi Amerika Bernard Louis berkata: “Sesungguhnya teror pada hari ini merupakan perseteruan/sengketa panjang diantara islam dan barat.. aturan etika yang islam bersandar kepadanya berbeda dengan yang ada dalam peradaban Yahudi/kristen –barat- dan ayat-ayat Al Qur’an membenarkan penggunaan kekerasan untuk memerangi umat lain... perang ini merupakan perang antar agama!![10]
Margaret Tetcher –mantan Perdana Mentri Inggris- berkata: “Tantangan teror islam yang tiada taranya tidak berhenti pada Usamah Bin Laden saja akan tetapi mencakup sampai orang-orang yang memberi pinjaman (modal) dalam serangan 11 September terhadap Amerika, dan orang-orang yang mendanai Usamah Bin Laden dan Thaliban, akan tetapi mereka menolak nilai-nilai barat dan kepentingan mereka bertentangan dengan kepentingan orang barat.[11]
Jika sebagian para pendusta telah mencurigai islam sebagai pembuat pondasi teror –dengan makna membunuh orang-orang yang tak bersalah dan menakut-nakuti warga sipil- kemudian pena dan tulisan mereka membuka kejelekan-kejelekan kaum muslimin ketika mengungkapkan “Pengingkaran nilai-nilai barat... dan penentangan impian-impian barat”  sebagai teror dan kekerasan berdarah. Sesungguhnya kita menoleh pemikirannya  sebuah pemikiran munafik  yang menjadikan mereka mencurigai “korban” dan membebaskan “terpidana” !!. Kita  berbicara kepada mereka:
Tidakkah kalian lihat kejadian-kejadian yang sudah biasa dialami oleh kebanyakan warga muslim, mereka telah jadi korban dan korban pembunuhan dari kekerasan orang Barat Yahudi  di Palestina, Irak, Checnia, Thailand, Vietnam, Philipina, dan daerah-daerah islam lain.
-Pengusiran warga muslim dari rumah dan daerah mereka, pemindahan mereka ke barak-barak pengungsian adalah tindak kekerasan, teror, dan menakut-nakuti warga yang tak bersalah- dan mayoritas para pengungsi di muka bumi ini adalah dari kaum muslimin.
 Alangkah lebih baik kita memandang sejarah hubungan antara barat dan timur;supaya tangan kita, penglihatan kita, dan pandangan kita  dapat meraba dan melihat (menjangkau) abad-abad peperangan, tindak kekerasan, dan pemaksaan budaya, politik, agama, dan peradaban yang telah dilakukan barat sebagai bentuk perlawanan terhadap timur dalam sebagian besar abad-abad tersebut:
Sepuluh abad dari peperangan dan ekspansi Yunani/Romawi/Bizantium dari mulai Alexander Agung (356-323SM.) –Di abad 4 Sebelum Masehi- sampai Heraclius (610-641M.)-Abad 7M.-
Dua abad dari perang Salib (489-690H./1096-1191M.)
Lima abad yaitu masa perang barat modern –Yang dimulai sejak jatuhnya kota Granada (897H./1492M.) dari kekuasaan islam ... kemudian menjajah sebagian besar  kantong-kantong islam. Ini merupakan perang  untuk mengobati hegemoni barat hingga sekarang.
Sesungguhnnya dengan melihat peta timur dan barat, tangan kita, penglihatan dan pandangan kita akan mendapatkan satu kenyataan yang berkata: “Dimanakah perang, penjajahan, dan balas dendam yang membuat ketakutan warga, membuat kecemasan orang-orang yang tak bersalah? Sesungguhnya pangkalan-pangkalan militer barat memenuhi daerah-daerah islam.
Ratusan ribu tentara barat menduduki banyak daerah islam.
Ratusan pabrik barat yang melintasi benua dan negara merongrong kekayan dunia islam.
Disaat itu pula peta barat kosong dari wujud apapun tentang islam atau memberi kebebasan pada mereka. Sampai-sampai para pribadi muslim yang hidup di barat menjadi –apalagi setelah pengeboman September 2001- korban dari berbagai macam tindakan diskriminasi, ketakutan, penjara dan penahanan dengan alasan yang tak dapat dijelaskan, dan hingga para pengacarapun juga tidak tahu!!. Penahanan abadi sepanjang masa tanpa menjelaskan sebab-sebab penahanannya!!. Karena mereka mirip atau benar-benar seorang muslim, itu saja alasannya. Satu hal yang dapat mengingatkan kita akan statemen orientalis Perancis Jack Perk (1910-1995) yang membicarakan tentang sejarah hubungan barat dengan islam: “ sesungguhnya islam yang menjadi akhir dari  tiga agama samawi, dan yang menjadi agama lebih dari satu milyar penduduk bumi, agama yang dekat dengan barat dari titik pandang geografi, sejarah, sampai pada ranah nilai dan pemahaman, telah dan akan menjadi sampai sekarang menurut orang barat: Sepupu yang tidak diketahui... saudara laki-laki yang tidak diterima... yang ditolak selamanya... dijauhkan selamanya... dan punya kemiripan selamanya...[12]
Lantas, dimanakah teror yang membuat takut orang-orang yang tak bersalah dan penduduk biasa? Dan siapakah orang-orang yang membuat dan melancarkan aksi teror ini?
-Jikalau ajaran kuno Yahudi– bukan syari’at nabi Musa -telah menjadi komposisi dari peradaban barat- yang mewarisi struktur imperialis –bukan manusianya- Praktek ini dengan dunia timur (islam) dan dengan orang-orang islam maka kita membaca didalam ajaran Yahudi ajakan untuk memusnahkan seluruh manusia yang ada di muka bumi dan memusnahkan seluruh manusia tanpa memberi peluang untuk mengadakan perjanjian. Janganlah matamu memandang iba pada mereka... hapuslah nama-nama mereka dari bawah langit seperti kaum ‘Amalik!! (safarutasniyah, ishah 7:1-6, 14-16, ishah 20:10-16, ishah25:19)
Sebagaimana kita membaca pemikiran ini –saat ini- fatwa-fatwa pendeta  Yahudi yang meletakan “ajaran berdarah” dalam tindakan dan perebutan atas tanah Palestina. Hal itu seperti fatwa pendeta Yahudi (Al ‘akid .A. fidan zimbal), dalam fatwanya ia mengatakan kepada tentara Yahudi yang menduduki kelompok barat: “Sesungguhnya syariat mendorong kita untuk membunuh siapa saja, sampai penduduk yang baikpun harus kita bunuh..!!!![13]
Lantas, dimanakah kita? dan dimanakah dunia dari teror yang menebarkan ketakutan kepada penduduk sipil, dan membunuh sampai-sampai membunuh para penduduk yang tak bersalah.
Sesungguhnya kaum muslimin bukan orang-orang yang memusnahkan komunitas Hindu dan merobohkan peradabannnya
Mereka (kaum muslimin) bukan orang-orang yang menggunakan senjata penghancur masal –bom atom- dalam memusnahkan penduduk yang tak bersalah di Hiroshima dan Nagasaki Jepang pada tahun 1945
Mereka bukan orang-orang yang meracuni tanah, membakar hutan, dan memusnahkan tiga juta penduduk di Vietnam
Bukan pula dalang dari pembunuhan kurang lebih dua juta syuhada di Al Jazair
Mereka bukan orang-orang yang menggunakan uranium, bom cluster, meracuni lingkungan dan membunuh puluhan ribu, bahkan meluluhlantakan tempat-tempat peninggalan peradaban langka dan berharga di Irak.
Mereka bukan orang-orang  yang memusnahkan tujuh puluh juta jiwa dalam dua perang dunia kolonial yang terjadi dalam abad dua puluh.
Mereka juga bukan orang-orang yang berusaha menjadikan banyak dari negara-negara di selatan (Afrika) sebagai kuburan bagi limbah atom yang dapat membinasakann serta merusak kehidupan, dan menjadikan dari  kehidupan orang-orang selatan dan dari pertanian mereka sebagai lahan percobaan, sumber-sumber penghasilan insektisida berbahaya, pupuk tak layak jual dan obat kadaluarsa.
Orang-orang muslim –dalam sejarah mereka, di masa dahulu, zaman pertengahan, dan zaman sekarang- bukan orang-orang yang melakukan kejahatan-kejahatan tadi, bukan pula yang melakukan sebagian darinya.
Jika kaum muslimin telah mempersiapkan kekuatan sebagaimana yang telah diperintahkan dalam surat Al Anfal: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Alloh, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya;sedang Alloh mengetahuinya.” (Q.S Al Anfal:60) .... dan  menjadikannya sebagai sumber  kekuatan, pencegahan, dan kemuliaan. Kemudian  menakut-nakuti orang-orang yang  tamak terhadap daerah mereka dan kekayaannya, maka tidak akan terjadi teror ini, teror yang menjadikan mereka sebagai korban didalam dunia ini.



[1] Surat kabar Al Hayat London, edisi 29-2-2003.
[2] Surat kabar As Syarq Al Ausath, London, edisi 8-3-2003.
[3] Surat Kabar Al ‘Araby, Kairo, edisi 16-3-2003.
[4] Surat Kabar As Syarq Al Ausath, edisi 10-3-2003.
[5] Surat Kabar Al Hayat, edisi 29-2-2003.
[6] News Week Amerika, edisi 11-3-2003.
[7] News Week Amerika, edisi Desember  2001, dan Februari 2002.
[8] Mu’jam Al ‘Ulum Al Ijtima’iyah –Majma’ Lughot Al ‘Arabiyyah- cet. Kairo, thn. 1975.
[9] Surat kabar As Syarq Al Ausath, edisi 3 Februari 2002, dan surat kabar Al Hayat, edisi 26 Februari 2002,  serta surat kabar Al Ahraam Kairo, edisi 11 februari 2002.
[10] Surat kabar Al Ahraam, edisi 3 maret 2003, Al Ahram menukil pernyataan Zachary Karbel di News Week edisi 14 Januari 2002.
[11] Surat kabar As Syarq Al Ausath, edisi 14 Februari 2002.
[12] Dari statemen Jack Perk pada tanggal 27 Juni 1995, lih. Husunatul Mishbahy (Al ‘Arab wa Al Islam fi Nadzri Al Mustasyriq Al Faransy Jack Perk, surat kabar As Syarq Al Ausath, edisi 1 Nophember 2000.
[13] Israil Syajak: Ad DiyanahAl Yahudiyah Wa Mauqifuha Min Ghoir Al Yahud, hal. 134,135, terjemah: Hasan Khidir, cet. Kairo, thn. 1994.