Jumat, 22 Oktober 2010

Banyak Rintangan Tak Susut Peminat

Itikad baik pemerintah dalam memperbaiki mutu dan kwalitas mahasisiwa yang ingin belajar di Al Azhar ternyata malah menjadikannya sebuah rintangan. Mengapa begitu? Kebijakan sepihak yang diambil pemerintah dalam perbaikan mutu dan kwalitas calon mahasiswa yang ingin menerusakan jenjang pendidikannya di Al Azhar, yaitu dengan diadakannya seleksi nasional yang biasanya diadakan setelah penutupan tahun ajaran pada perguruan tinggi agama yang telah ditunjuk oleh pemerintah dan depag ternyata seolah kesia-siaan belaka. Karena pihak Al Azhar sendiri juga telah membuat keputusan: “bagi setiap mahasiswa asing yang ingin mengikuti pendidikan strata satu di Al Azhar terlebih dahulu harus mengikuti Ikhtibar Qobul (tes penerimaan)”. Jadi, di Negara sendiri mengikuti seleksi, di Al Azhar juga diseleksi lagi.

Sebenarnya dari dahulu pihak Al Azhar tidak mensyaratkan adanya seleksi mahasiswa dari Negara calon mahasisiwa, hanya saja mengingat hasil buruk yang diterima oleh sebagian besar mahasiswa angkatan 2004/2005 dan membludaknya minat dari pelajar Indonesia untuk meneruskan pendidikannya di Al Azhar pada tahun yang sama hingga mencapai kisaran 1300-an, maka pemerintah bermaksud membatasinya dengan mengadakan seleksi di Indonesia. Hal ini direalisasikan dengan adanya seleksi calon mahasiswa tahun 2005/2006 sampai sekarang.

Oke lah kita terima keputusan pemerintah, Karena bagaimanapun itu demi menjaga citra dan nama baik bangsa dan Negara. Akan tetapi, tak habis pikir mengapa pihak Al Azhar juga membuat keputusan serupa? Apakah dilandasi ingin memperbaiki mutu mutakhorijinnya juga? Semoga saja begitu, hanya saja dari kedua masalah tadi memunculkan beberapa persoalan pelik yang sampai saat ini belum bisa diatasi.

Diantara masalah-masalah tadi adalah penundaan masuk ke bangku kuliah oleh hampir 80% mahasiswa baru lantaran tidak dapat mengikuti ikhtibar qobul walaupun sampai di Kairo sebelum memasuki imtihan term pertama. Karena biasanya kedatangan mahasisiwa Indonesia paling banyak terjadi pada bulan Januari sementara penutupan ihtibar qobul pada bulan Desember. Walhasil, banyak sekali yang menanggung kekecewaan atas kebijakan tadi, usut punya usut sulitnya mendapatkan visalah penyebab utamanya.

Belum lagi masalah itu selesai, muncul lagi rumor bahwa pengurusan pendaftaran untuk tahun 2010/2011 harus dilakukan sendiri, tidak bisa diwakilkan. Wah.. berat sekali kalau rumor tadi dijadikan ketetapan oleh pihak Al Azhar. Tentunya ini akan menjadi penghambat utama para calon mahasiswa datang ke Mesir. Pun begitu, tidak juga surut keinginan kuliah disini, mereka tidak patah arang, “makin besar cobaannya makin mantap pula hasil yang akan diperoleh” ucap salah satu calon mahasiswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar