Rabu, 13 Februari 2013

Refleksi Haul Dan HUT Ke-99 PP. At Taujieh Al Islamy

Refleksi Haul Dan HUT ke 99 PPTI

Berbicara haul pasti tidak akan lepas membicarakan pribadi shohibul haul. Ya, Mbah Hisyam dalam waktu beberapa jam ke depan akan menjadi trending topik pembicaraan para santri, alumni dan siapa saja yang punya kenangan atau setidaknya orang-orang yang secara sadar menghadiri acara peringatan haul beliau, ataupun yang tidak sempat hadir dikarenakan kondisi dan berbagai alasan yang dapat diterima.

Berbicara Mbah Hisyam pasti tidak akan lepas dari sifat wara, alim, merakyat, membumi, sederhana dan bermacam sifat dan perilaku lain yang mencerminkan bahwa beliau adalah penderek kanjeng nabi. Akan tetapi sampai sekarang rekam jejak mbah Hisyam hanya dapat dinikmati secara oral, cerita dari mulut ke mulut dan tidak menutup kemungkinan beberapa tahun ke depan hanya sedikit tentang beliau yang dapat diceritakan dan sedikit pula yang akan sempat mendengarkannya. Bahkan, kelak kemudian hari para santri tidak akan dapat mengenal sosok mbah Hisyam. perlu kiranya dari pihak alumni dan ndalem untuk membukukan biografi dan sepak terjang beliau agar selalu dikenang dan dapat dijadikan cerita kepada anak cucu kelak.

Mbah Hisyam katanya menolak hal-hal yang berbau elektronik dan kemajuan. Sehingga untuk dapat memasang pengeras suara di masjid Leler saja perlu perjuangan . Hal itu dapat dimaklumi. Mungkin saja beliau masih terpengaruhi oleh politik noncoperation yang dulu sempat dilancarkan para ulama pesantren ketika beliau mondok. hal itu memang sangat relevan dimasanya sebagai langkah perlawanan terhadap kebijakan penjajah dalam bidang ekonomi dan politik. Tapi sekarang zaman sudah berubah. Sekarang adalah zaman digital. Peperangan tidak lagi dengan memanggul senjata dan tidak perlu berdarah-darah. Perang sekarang ini lebih dominan dengan pikiran dan tekhnologi. Maka, Leler sebagai benteng Ahlussunnah dan dimotori oleh ulama-ulama yang disegani perlu membuka diri pada kemajuan. Misal saja dengan mendokumentasikan semua pengajian para masyayikh dan kemudian mengunduhnya di youtube. Hal mendasar dari semua itu adalah sebagai wujud sumbangsing kepada umat dan terlebih agar generasi sesudahnya dapat terus mengambilmanfaat dari ilmu yang beliau-beliau sampaikan.

Berbicara tentang mbah Hisyam tidak lepas dari pengabdian yang tulus kepada masyarakat sekitar dan santri. Pun begitu tidak melalikan dari kewajiban untuk mendulang rezeki dengan tetap menyempatkan waktu untuk berkebun dan bertani. beliau ingin mengajarkan bahwa seorang santri hendaknya mendapatkan kesejahteraan di dunia dan mendapatkan kebahagiaan di akhirat. beliau hendak mengatakan bahwa seorang santri harus cemekel dan temen. memberikan sumbangsing kepada masyarakat sesuai dengan kemampuannya dan bertanggung jawab pada keluarga. Beliau ingin mengajarkan bahwa nabi Muhammad yang kita sanjung tidak rela membiarkan umatnya dalam kubangan pengangguran. Sebab menganggur bukan saja menghambat kesejahteraan dalam bidang ekonomi akan tetapi lebih jauh menganggur dapat menyebabkan ketidakberuntungan di ahirat kelak.

Bersambung...........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar