Minggu, 22 Agustus 2010

Ulama Syafi'iyah Sekte Khurosan

Thobaqot ulama Khurosan

Sebelum membahas siapa saja yang berdri dalam barisan ulama Khurosan, alangkah lebih baik kita mengenal daerah Khurosan lebih dahulu. Khurosan adalah satu daerah di tanah Persia, lebih tepatnya sebelah tenggara kota Teheran, ibu kota Iran. Khurosan zaman dahulu dibagi menjadi 4 kota, yaitu: Naisabur, Haroh, Balkh, dan Marwa. Dari keempat kota tadi yang terbesar adalah Marwa, makanya kadang kala ulama yang berasal dari daerah Khurosan di nisbatkan kepada kota Marwa menjadi Al Murowazah (Ulama-ulama yang berasal dari daerah Marwa). Marwa sendiri di bagi menjadi dua, ada Marwa Syahijan ada Marwa Roudz. Ketika laadz Marwa disebutkan tanpa ada qoyidnya, maka yang dimaksud adalah Marwa Syahijan, dan orang-orangnya memakai gelar Al Marwazy di belakangnya. Sedangkan untuk Marwa Roudz harus disebutkan secara keseluruhan, dan orang-orangnya biasanya menyandang gelar Al Marwarodzy yang disingkat menjadi Al Marwadzy.

Ulama-ulama Syafi'iyah generasi pertama yang berada di daerah Khurosan adalah murid-murid langsung dari imam Syafi'I, diantaranya adalah Ishaq bin Rohuyah Al Handzoly, Hamid bin Yahya bin Hani' Al Balkhy, beliau belajar kepada Imam Syafi'I dan imam Sufyan bin Uyainah wafat tahun 202 H, Abu Sa'id Al Isfahany (Al Hasan bin Muhammad bin Yazid), belaiu adalh orang pertama yang membawa ajaran imam Syafi'I ke Isfahan dan yang terahir adalah Abu Hasan An Naisabury (Ali bin Salamah bin Syaqiq) Wft. Tahun 252 H.

Generasi kedua adalah para murid dari ulama generasi pertama. Yang paling menonjol dari generasi ini adalah Abu Bakar bin Ishaq bin Khuzaimah, dan Abu Abdillah Muhammad bin Nashr Al Marwazy, beliau lahir di Baghdad pada tahun 202 H, menghabiskan masa kecilnya di Naisabur, kemudian belajar di Mesir kepada murid-murid Imam Syafi'I dan menghabiskan masa tuaanya di Samarkand sampai wafat pada tahun 294 H. kemudian Abu Muhammad Al Marwazy ('Abdan bin Muhammad bin Isa) beliau adalah murid dari imam Muzani. Selanjutnya adalah Abu Ashim Fudhail bin Muhamad Al Fudhaily, seorang pakar fikih di daerah Haroh sekaligus menjadi mufti disana. Dan untuk seterusnya adalah Abu Hasan As Shobuny, Abu Sa'id Ad Darimy, Abu Umar Al Khofaf (Penguasa Naisabur), dan terahir adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ibrahim Al Ubady Al Busyinjy.
Generasi ketiga di komandani oleh Abu Ali Al Tsaqofy, Abu Bakar Ahmad bin Ishaq bin Ayyub Al Shubaghy, Abu Bakar Al Mahmudy Al Marwazy dan Abu fadl Ya'kub bin Ishaq bin Mahmud Al Harowy.

Generasi keempat dipimpin oleh Abu Ishaq Al Marwazy, murid dari Ibnu Suraij, dan telah disinggung sebelumnya bahwa beliaulah orang yang mempertemukan dua arus interpretasi madzhab Syafi'I. berdiri dibelakangnya Abu Walid Hassan bin Muhamad Al Qurosyi An Naisabury, Abu Hasan An Nasawy, Abu Bakar Al Baihaqy, dan Abu Mansur Abdullah bin Mahron.

Ulama-ulama yang menempati generasi kelima terbilang sedikit, diantaranya adalah Abu Zaid Al Marwazy, Abu Sahal As Sho'luky, Abu Abbas Al Harowy dan Abu Hafsh Al Harowy.

Ulama-ulama yang menempati generasi ke enam adalah: Abu Bakar Al Qofal Al Marwazy, Abu Thoyib As Sho'luky, Abu Ya'kub Al Abyurdy dan Abu Ishaq Al Isfiroyiny.

Generasi ke tujuh adalah: Qodhy Husain, Abu Ali As Sinjy dan Abu bakar As Shoidalany.

Generasi ke delapan dari ulama khurosan di wakili oleh Imam Haromain, seorang ulama besar pengarang kitab Nihayatul Mathlab Fi Diroyatil Madzhab, kitab inilah yang dikemudian hari menjadi sumber awal dari silsilah kitab-kitab ulama Syafi'iyah.

Dan terahir adalah generasi ke Sembilan, karena setelah generasi ini kedua jalur melebur menjad satu dengan prakarsa Imam Ibnu Sholah. Termasuk dalam ulama generasi ke Sembilan ini adalah El Kaya Al Harosy, Abu Sa'ad Al Mutawally, Al Baghowy, Al Ruyany, dan Al Ghozaly.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar