Minggu, 14 November 2010

Bala Kurawa Di Pesantren -Alfiyah Angkatan 2004/2005-

Jika dia berangkat, hampir dapat dipastikan ustadz pemegang materi tidak dapat hadir, walhasil terjadi kekosongan dalam pelajaran. Hal ini terjadi berulang kali sehingga dia mendapatkan julukan si 'Illat. Dikarenakan pelajaran yang sering kosong itu adalah Warokot yang didalamnya mengupas ushul fiqh maka muncul plesetan Idza Wujida Petring Wujida Al 'Uthlah, sebagai ganti dari Idza Wujida Al 'Illat Wujida Al Hukmu. Mengapa dia dinamakan Petring (dengan pengucapan e seperti mengucapkan ee;buang air besar)? tidak ada yang tau tentang asal muasalnya, yang jelas dia berambut keriting seperti mie instan dan kadang juga ada yang menyebutnya dengan rambut kribo. Walaupun dicap sebagai 'illat, dia mencatatkan diri sebagai penghuni pesantren paling lawas alias ngoyod. Dia masuk pesantren pada pertengahan tahun 99 dan sampai sekarang masih betah disana.

Lain lagi dengan julukan temanku yang belakangan menjadi ponggawa tak tergantikan di pesantren. Dia punya keistimewaan dapat tidur dalam posisi duduk dengan bagian muka menyentuh lantai karena tubuhnya sangat elastis. Oleh karenanya ia punya gelar si plengkung. Karir politiknya dimulai dengan jabatan tukang setor uang listrik dan dipungkasi sebagai penentu kebijakan alias dewan penasehat. Hal yang tidak dapat dihapus dalam biografi hidupnya adalah tuduhan Kudeta pada tahun 2007. Tahun ini Insya Alloh akan meneruskan pengembaraannya di negri seribu menara.

Dia punya laqob Solomon, plesetan dari nama asli Sulaiman. Aktifitasnya adalah sebagai tukang reparasi segala macam hal yang berhubungan dengan setrum. Apabila sedang tidak ada gawean maka ia akan berusaha mencari celah agar dapat job, misalnya dengan membuat listrik Anjlog atau dengan mencabut salah satu kabel dari airphone biar disuruh mbenerin. Makanya ia lebih terkenal dengan nama tukang taspen. Dia mencatatkan diri sebagai anggota yang paling sebentar mengukir sejarah, 2003-2005. Sekarrang berprofesi sebagai ustadz di salah satu pesantren di Lampung.

Uponk adalah panggilan kerennya. Dia Pemain soled kelas wahid. Apapun yang dia masak pasti terasa nikmat dan super Yahud. Untuk menghargai ketrampilannya maka kami sepakat memberikan gelar "Ninine" kepadanya. Karirnya dimulai dengan menjadi Ulu-ulu selama dua tahun, kemudian menjadi tukang nglayab dan terakhir menjadi wakil suhu. Dia pamit pada akhir tahun 2007. Sekarang memperdalam kejadogan dan berusaha memperbanyak koleksi pethuknya di pesantren Kwagean.

Perawakannya pendek dan kecil, tapi jangan ditanya berapa gebetannya, mungkin dia punya aji pengasihan, makanya setiap ada cewek yang ngelirik pasti klejet-klejet dan langsung kecanthol. Mungkin dalam pandangan cewek-cewek yang melihatnya dia nampak sbagai Arjuna. Dia punya gelar sang penebar pesona dan punya nama gaul Frozzz. Berkarir pertama kali sebagai tukang setor listrik dan dipungkasi sebagai kepala rumah tangga istana. Sebagaimana si plengkung dia juga terseret dalam kasus perang dingin. Sekarang dia merintis karir sebagai tukang adol abab dan ngorek di pesantren milik pamannya.

Tak ada yang berani berkelakar dengannya. Disamping berpenampilan kalem, katanya dia juga masih mempunyai beberapa tetes darah sayid. Oleh sebab itu, Karirnya menanjak dengan cepat. Belum lagi dua tahun dia berada di Pesantren dia menjadi ajudan sang kyai muda, setelah itu karir politiknya naik dengan cepat. Dia diberi jabatan sebagai carik dan setahun kemudian naik menjadi wakil suhu. Setelah menduduki jabatan wakil suhu, dia melepaskan jabatanya karena mendapat proyek sebagai kontraktor sekaligus sebagai kepala rumah tangga istana. Sekarang dia sudah berkeluarga dan berprofesi sebagai bos celluler sekaligus melanjutkan jenjang pendidikannya di sekolah tinggi ilmu al qur'an di Wonosobo.

Aming adalah nama yang ia pilih sebelum mencapai kedudukan sebagai suhu. Setelah dia menjadi suhu namanya dirubah menjadi Miko. Ia adalah potret dari santri pebisnis. Bidang yang ingin ia geluti adalah UKM, terlebih di daerahnya banyak sekali kekayaan alam yang belum terjamah, diantaranya adalah yutuk, makanya setelah ia mempersunting gadis India pujaannya dia memilih menjadi pebisnis dengan tidak lupa mengabdikan ilmu yang ia miliki pada sebuah majlis taklim yang tidak jauh dari rumahnya. Karir politiknya dimulai sebagai tukang pethel, kemudian meningkat menjadi tukang jagal dan terakhir sebagai suhu. Kini ia hidup bahagia dengan keluarganya.

Kengerian akan sistem pengajian yang diterapkan oleh kyai muda menjadikannya hanya puas dengan predikat tamat alfiyah. Setelah itu ia memilih hengkang dari pesantren dan menekuni bisnis kecil-kecilan. Prestasi yang ia torehkan adalah meraih award dalam pemilihan pengurus teladan tahun 2004-2005 dengan kategori Ulu-ulu tergiat. Tapi sumbangsihnya terhadap pesantren tidak berhenti disitu. Dengan kecakapan pendekatan terhadap masyarakat di sekelilingnya dia mampu mendistribusikan ratusan eksemplar kalender yang dibuat tiap tahun oleh pesantren tanpa meminta imbalan sepeserpun, malah kadang dia yang tekor. Dan setiap ada undangan dari pondok atau ndalem maka ialah pos utama yang dituju untuk menyebarkannya. Ia sekarang sudah berkeluarga dan menghidupi diri dari hasil bisnis yang dikelolanya.

Dia pernah menyebarkan kebohongan besar di pondok, dan kamipun percaya begitu saja. Mengapa kami percaya... karena dia sanggup meyakinkan kami dengan hujah2nya dan biasanya dia tidak bohong. Eh... ternyata berita yang ia sebarkan salah. Sejak saat itu kami menyebutnya Tukang nglombo. Sama dengan peraih award di atas dia juga hanya puas dengan predikat tamat alfiyah. Dia memilih menjadi pebisnis dalam bidang Celluler dan masih ngejomblo.

Ibnu Hajar adalah julukan yang ia sandang. Otaknya yang pas-pasan tidak menyurutkan semangatnya dalam belajar. Setiap kali dia pulang dari kelas maka yang ia pegang adalah kitab yang tadi dibahas, sampai-sampai halamannya seperti rempeyek remuk. Disamping giat dalam belajar, ia juga punya keistimewaan yang lain, Yaitu dapat belajar di alam mimpi, yakni jika ustadz datang maka ia akan langsung tertidur pulas dan bangun jika sang ustadz menutup pelajaran. Dalam percaturan politik dia pernah menjabat sebagai tukang setor listrik dengan didahului sebagai mentri kesehatan selama tiga tahun. Pada tahun 2009 ia meminang salah satu ning daerah Kesugihan dan sekarang hidup berbahagia di rumah mungilnya.

Dan terahir adalah Uwane, begitulah warga pondok memanggillnya. Dia sendiri tidak tau mengapa kala itu ia diberi julukan Uwane. Katanya, kalau mau tanya sabab musababnya tanya saja kepada Gus Mansur -salah satu da'i kondang asal Purbalingga yang sekarang tinggal menungu terbang ke pelataran suci Al Azhar- karena dialah yang pertama kali memasyhurkannya. Karirnya dimulai dengan menjadi tukang klayaban selama dua tahun dan diakhiri sebagai tukang wira-wiri di salah satu ndalem. Dia juga sempat menghirup udara perang dingin. Pada akhir tahun 2008 ia memutuskan untuk pamit dan sekarang berpetualang di bumi Cleopatra.




Saat aku merindukan teman-teman seketel sepenaggungan di PPTI tercinta.
Kelas Alfiyah Tsani tahun 2004-2005.

Diposkan juga di sini

1 komentar: