Rabu, 19 Desember 2012

Manusia, Makhluk Paling Bermasalah


Sesorang yang beranggapan bahwa dirinya adalah orang yang paling bermasalah dan tak sedikitpun lepas dari lilitan masalah ingin mengahiri hidupnya sehingga ia (beranggapan) akan terlepas dari masalah-masalahnya.


Bagaimana mungkin dia akan lepas dari masalah, karena dia dan masalah adalah saudara kembar yang lahir dengan selisih hanya beberapa detik. Sedari sebelum dilahirkan manusia sudah bermasalah dan sampai pada ahir hidupnya, dan bahkan hingga jasadnya membusuk dan berubah jadi tanah akan tetap memberi "masalah". Ingatkah kalian setalah adam diciptakan dengan keadaanya yang sempurna, hal pertama yang ia torehkan adalah memberikan masalah kepada iblis.Iblis yang sedari diciptakan hidup mewah dan enak di surga harus terusir setelah lahirnya mahluk yang bernama Adam. Ya.. karena Adam bapak kita itu. Setelah itu Adam bermasalah dengan sang pencipta sehingga masalah-masalh baru yang belum ada sebelumnya kian menarik manusia pada berbagai ragamnya. 


Tidak, aku tidak mempermasalahkan Adam, orang pertama kali yang membuat "masalah" dengan Sesembahannya. Tidak pula aku mengecilkan peran Adam sebagai orang yang pertama kali memcahkan berbagai masalah. Aku hanya ingin mengajak kita untuk melongok bahwa dari "sono"nya kita memang mahluk yang dianugerahi dengan berbagai ragam permasalahan dan masalah agar nantinya kita dapat mencari solusi dan memecahkannya untuk seterusnya menghadirkan masalah-masalah baru untuk kemudian dipecahkan oleh kita sendiri atau generasi sesudah kita.


Sebagaimana Adam yang menghadirkan masalah bagi iIblis diawal penciptaannya kita para manusia anak turunnya juga tak bisa lepas dari "kutukan" untuk membuat 'masalah" bagi mahluk disekitar kita. Coba tengok ke belakang, kita sebelum menjadi segumpal darah adalah setetes air, dan sebelum kita menjadi setetes air kita sudah menyisakan masalah kepada mahluk yang digariskan untuk meneteskan dan mahluk lain yang ditakdirkan untuk menerima dan menampungnya. Kita -sebelum menjadi air- telah merepotkan berapa mahluk coba? calon ibu bapak, calon embah, calon sanak saudara dan calon tetangga dan handai tolan. Merepotkan alias membuat masalah memang tidak  bisa lepas dari mahluk yang bernama manusia.


Setelah menjadi air dan kemudian tumbuh menjadi daging, tulang yang dibalut daging dan seterusnya menjadi orok dan bayi, kita manusia juga tak lepas dari menghadirkan masalah. bagi ibu dan bapak dengan kondisi ekonominya yang pas-pasan menghadirkan masalah finansial, bagi kaum cerdik cendekia menghadirkan temuan riset bagi pemerintah menghadirkan masalah kependudukan, dan seterusnya. 


Sampai pada ahirnya guratan takdir mencoba menyuguhkan berbagai "masalah' yang sebenarnya adalah siklus dari permasalahan orang-orang terdahulu dan berbagai kasus baru kepada kita -manusia yang sekarang-  dan hendaknya dipecahkan agar menjadi warisan berharga bagi generasi setelahnya.


Tak pelak, semakin tua dunia yang kita tempati ini semakin banyak pula "masalah" yang akan dihadapi. Akumulusi masalah yang ada pada nenek moyang kita sedikit banyak akan dihadapi manusia sesudahnya dan ada "bonus masalah" yang belum sempat dihadirkan pada zaman sebelumnya untuk dihadapi manusia sekarang agar menjadi warisan pada generasi sesudahnya, dan begitu seterusnya.


Kembali lagi ke akar masalah, setelah manusia mengalami berbagai masalah dan berniat ingin lari dari masalah dan permasalahanya dengan cara yang menurut dirinya adalah cara yang terbaik untuk bisa lepas darinya dan tak akan memberikan masalah bagi orang lain maka sebenarnya dia tetap dan masih akan mewariskan masalah kepada orang lain. jadi, serapi apapun manusia mengemas dirinya agar tidak menjadi masalah bagi orang lain sebegitu gampangnya "sang pembuat masalah" menjadikan kerapiannya sebagai maslah baru. Contohnya adalah masalah mawaris.


Seseorang yang telah berusaha sedikit mungkin menghadirkan maslah bagi dirinya sendiri dan orang lain dikala hidupnya tak akan mungkin menampik masalah yang datang setelah kematiannya. Tak peduli seberapa miskin dan kayanya dia pasti ia akan membuat sarjana mawaris menggerakkan otak untuk menghitung dan mengkalkulasi seberapa banyak harta yang ditingalkan dan berapa bagian yang didapat ahli waris. 


Walhasil, manusia adalah mahluk yang paling bermasalah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar