Rabu, 26 Oktober 2011

Kisah Andalusia

Bagian I





Al MALIK AL HARIB
( Sang Raja Yang Terusir)

Prolog

Dia gemetaran di salah satu pojok ruang bawah tanah, telinganya menangkap derap langkah pasukan Kastilia (Castile:latin, Qosytalah:arab) diatasnya, sementara nafasnya memburu, seakan mau menunjukan keberadaannya, tubuhnya semakin bergetar, detak jantungnya tak terkendali, memacu aliran darah sampai ke ubun-ubun dan seketika itu pula serasa waktu terhenti,  tiada yang ia dengar kecuali suara degub jantung yang semakin memburu. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh deritan pintu, ia pejamkan mata, berlindung  dari semburat cahaya yang menerobos masuk.

“Jangan takut! Mereka sudah pergi,”

Ia membuka matanya perlahan. Seorang berwajah teduh berada dihadapannya.

“Pergi…..?”

“Benar, mereka telah pergi, saya telah memastikannya sebelum turun ke sini”

“Saya akan pergi sekarang, sebelum kalian terkena masalah”

“Mereka tersebar diseluruh penjuru kota, jika tuan keluar,  besar kemungkinan tuan akan jatuh ke tangan mereka.”

“Terus…. Sekarang apa yang sebaiknya ku perbuat”

“Sebaiknya tuan berdiam diri dulu disini, sampai keadaan benar-benar aman”

“Mungkin juga mereka akan menemukan tempat persembunyian ini?”

“Jangan kawatir! Ayah saya husus mendesain tempat ini untuk menyembunyikan buku-bukunya agar terlindung dari  tangan-tangan mereka. Pasti tempat ini aman dan tidak dapat diketahui oleh mereka”

“Akan tetapi ini akan merepotkan kalian”

“Sebaliknya, Tuan berhak mendapatkan yang lebih layak dari pada ini semua”

“Saya melihat ada kertas dan tinta”

“Itu punya ayah saya”

“Mungkin saya bisa menggunakannya?”

“Oh, Tentu… Anda suka menulis?”

“Tidak juga, hanya kadang-kadang saja, itupun untuk menjaga bahasa leluhurku agar tidak musnah tergerus bahasa orang-orang Kastilia”

“Apa yang akan tuan tulis?”

“Aku akan menulis beberapa cerita tentang sejarah kita yang ku dengar dari ayahku”

“Tentu saya akan senang membacanya”

“Sungguh ?”

“Saya akan tinggalkan tuan sekarang supaya bisa beristirahat, ini lentera untuk menerangi tuan”

Aku keluar. Sementara itu beliau memulai menuliskan ceritanya.

@@@@@@@

Tidak ada komentar:

Posting Komentar