Tafsir Mimpi

Suatu hari Imam Ali bin Abu Thalib kedatangan seseorang yang ingin melaporkan perselingkuhan istrinya dengan si A. Kronologi dan tempat kejadian diceritakan dengan detail. Dia menuntut agar si pelaku perselingkuhan diberi hukuman yang setimpal. Di akhir penuturannya, dia berkata "Kejadian ini saya lihat dalam mimpi." Walaupun kejadiaannya dalam mimpi dia tetap menuntut agar si A diberi hukuman.

Ali bin Thalib sebagai qadhi memenuhi permintaan si pelapor. Dia memanggil terdakwa. Tanpa ba bi bu bertanya kepada terdakwa, dia meminta petugas untuk mengambil pelepah kurma. Setelah siap semua; petugas, si A dan pelapor, Ali bin Abu Thalib menjatuhkan vonis. Si A disuruh berjemur dan si petugas disuruh untuk memukul bayangannya dengan pelepah kurma. Kata Ali, "karena kejadiannya dalam mimpi, maka cukup bayangannya saja yang dipukul".

*******

Tadi malam saya bermimpi, bukan mimpi yang menyakitkan malah membuat senang.

Kita berkumpul di sebuah tempat berukuran sedang. Disitu ada Syekh Ali Jum'ah, Syekh Amr Wardani dan Syekh lainnya. Disitu juga banyak teman dari Indonesia.

Kita cukup lama mendengarkan Syekh Ali memberikan jawaban atas pelbagai permasalahan yang diajukan, dari selepas dzuhur sampai Ashar.

Adzan Ashar berkumandang. Syekh Ali mengambil wudhu. Teman-teman banyak yang sudah punya wudu. Sedangkan aku belum. Syekh Ali lewat di depanku persis. Itu benar-benar Syekh Ali.

Setelah shalat, kami diberi uang lembaran 100 Usd. Setiap satu lembar dibagi untuk tiga orang.

Wah,, ini kayaknya kwalat gara-gara pasang status kemaren.